21 November 2016

Tak Ada Uang Untuk Sewa Ambulans, Kakek ini Bawa Jenasah Istrinya dengan Gerobak

<iframe width="420" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/1MUwj4KPCIY" frameborder="0" allowfullscreen></iframe>
Begitu harunya kisah kakek asal India. Karena tidak memiliki uang untuk menyewa ambulans, ia harus membawa jenazah istrinya yang meninggal ke kampung halaman menggunakan gerobak kayu.

Dikutip dari laman dailymail.co.uk, seorang kakek bernama Ramulu, beberapa hari yang lalu setidaknya telah berjalan sejauh 60 km dengan mendorong sebuah gerobak yang ditumpangi oleh istrinya.

Lebih menyedihkan dan meremukkan hati, sang istri yakni Kavitha yang ada di atas gerobak ternyata telah meninggal dunia.

Dari beberapa laporan yang ada, pasangan suami istri adalah pasangan tunawisma. Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, sebelumnya mereka bekerja sebagai pengemis di dekat stasiun kereta di Hyderabad. Tapi, pada hari Jum'at pekan lalu, Kavitha meninggal dunia.

Mengetahui sang istri telah meninggal, Ramulu pun berencana membawa sang istri kembali pulang ke desanya di Medak.

Kakek tua ini diberitahu oleh operator swasta untuk membayar 5.000 Rupe atau setara dengan 980 ribu Rupiah jika ingin membawa sang istri ke desanya memakai ambulans.

Karena tak punya uang untuk membayar sewa ambulans, kakek Ramulu pun membawa sang istri dengan gerobak dan jalan kaki menuju Medak dari Hyderabad pada Jum'at pagi.

Sayang, sesampainya di Vikarabad, kakek Ramulu justru tersesat. Hingga Sabtu malam, ia masih belum sampai di desanya. Ia pun mulai kelelahan dan putus asa. Sambil menangisi mayat istrinya, kakek Ramulu terlihat begitu letih dan lesu.

Orang-orang yang mengetahuinya pun akhirnya menghubungi pihak kepolisian setempat dan memanggilkan ambulans.

Pihak kepolisian meminta supir ambulans untuk mengantar mayat istri kakek Ramulu ke desanya yang jaraknya sekitar 80 km.

http://jambi.tribunnews.com/2016/11/21/video-tak-ada-uang-untuk-sewa-ambulans-kakek-ini-bawa-jenasah-istrinya-dengan-gerobak
* www.ayojambi.com/

20 November 2016

Mama Ai Rin Mandikan Air Suci Ke Umat Di Cetiya Oenang Hermawan Jambi

JAMBI, Ayojambi.com – Hari Minggu merupakan hari istimewa bagi umat Buddha di Kota Jambi, karena mereka mendapatkan pemandian air suci yang sengaja di bawa oleh Mama Airin dari Thailand yang tidak asing lagi, pemandian air suci dilakukan di Maha Cetya Oenang Hermawan dalam perayaan menyambut hari kelahiran Se Mien Fo (四面佛).

Kehadirannya di Maha Cetya Oenang yang berlokasi di Jalan Makalam, Rt 18, No. 10, Kelurahan Cempaka Putih Jelutung pada Minggu (20/11=2016) merupakan kali ke tujuh. Meski tidak asing lagi, namun kehadirannya sudah sangat dinanti-nantikan oleh umat di Jambi [Lihat Gambar: Mama Ai Rin Memimpin Prosesi Blessing].
Mama Ai Rin (nama Thailand Anothai Kamonwathin) adalah pendiri kuil Nam Hai Kwan Se Im, satu-satunya tempat peribatan terlengkap di Indonesia, yang terletak di desa Cibutun RT. 43 RW. 12, Blok Citaringgul Desa Kertajaya/ Loji, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

Usai mengikuti sembahyang, mama Ai Rin juga memimpin prosesi blessing atau pemberkatan atau membuka aura bagi umat Jambi. Di mana prosesi ini dilakukan dengan memandikan umat Buddha dengan air suci yang didoakan dengan campuran bunga, air suci itu sengaja di bawa dari Pelabuhan Ratu,

Mandi air suci itu, dipercaya umat Buddha mampu membersihkan diri seseorang. "Termasuk untuk murah rezeki, kerukunan keluarga dan meningkatkan kesehatan," kata Darma Pawarta Oenang (Hasan).

Dijelaskan Hasan, peringatan hari kelahiran Dewa Catur Muka rutin dirayakan setiap tahun yang dipercaya sebagai hari kelahiran sang Dewa. (Romy)
* www.ayojambi.com/

19 November 2016

Mama Ai Rin Mandikan Rupang Se Mien Fo (四面佛)

JAMBI, ayojambi.com – Sebelum upacara memperingati Hari Kelahiran Se Mien Fo (四面佛) terlebih dahulu rupang Se Mien Fo/ Dewa empat muka “Phak Phom” dibersihkan. Karena tidak sembarangan orang yang boleh memandikan rupang Se Mien Fo,! Maka sebelum prosesi permandian di mulai, terlebih dahulu, Mama Ai Rin melakukan sembahyang di depan altar Phak Phom “Se Mien Fo” untuk meminta ijin dan restu siapa yang akan ditujuk Phak Phom “Se Mien Fo” untuk memandikan rupangnya, bahwa Mama Ai Rin yang langsung lakukan pemandian rupang Se Mien Fo (Dewa empat muka), dibantu oleh salah satu asistennya dari dibawa dari kuil Nam Hai Kwan Se Im [Lihat Gambar Mandi Rupang Dewa Empat Muka].

Di dalam catatan sutra Buddha alam Pathana Jhana Bhumi terdapat 3 alam yaitu alam Brahma Parisajja, Brahma Purohita dan alam Maha Brahma. "Se Mien Fo" yang juga kita kenal sebagai Maha Brahma Sahampati, dalam bahasa Thailand dikenal sebagai "Phra Phom Sin Nei/Pah Pong" penguasa dari alam Maha Brahma yang merupakan alam tertinggi dalam alam Pathana Jhana Bhumi dan merupakan penguasa alam semesta. Dewa Brahma dipanggil sebagai "Se Mien Fo" karena kewelas asihannya yang sangat besar kepada seluruh makhluk hidup, bukan hanya kepada manusia tetapi seluruh makhluk yang berwujud dan tidak berwujud sehingga ia yang dari seorang Dewa kemudian mencapai ke-Bodhi-an. (Romy)
* www.ayojambi.com/

Pasangan Pengantin Terpendek di Dunia dengan Tinggi Tak Sampai 100 cm

 
 
 
Pasangan pengantin ini baru saja memecahkan rekor dunia karena tinggi badan mereka yang tak sampai 100 cm. Keduanya dinyatakan sebagai pasangan pengantin terpendek di dunia.

Rekor yang dicatat oleh Guinness World Records ini dibuat Paulo Gabriel da Silva Barros dan Katyucia Lie Hoshino Barros pada Kamis (17/11/2016) kemarin. Pada hari itu di London, keduanya dinyatakan resmi sebagai pasangan menikah terpendek di dunia.

Pada upacara penobatan itu, Paulo dan Katyucia tampil seperti pengantin, memakai tuxedo dan gaun pengantin. Sebelumnya upacara pernikahan telah dilangsungkan keduanya di kampung halaman mereka di Brazil pada September 2016.

Penobatan resmi dari Guinness World Records ini pun menjadi hadiah pernikahan terindah untuk keduanya yang memang sudah mereka incar. Dengan gelar tersebut, Paulo dan Katyucia menggeser pasangan terpendek sebelumnya yang juga berasal dari Brazil yaitu Douglas Maistre Breger da Silva dan Claudia Pereira Roch.

Seperti dikutip Huffington Post, tinggi badan Paulo sendiri adalah 35,54 inch atau sekitar 90 cm, sedangkan Katyucia tingginya 35,88 inch atau sekitar 91 cm. Tinggi badan keduanya jika digabungkan tak sampai 200 cm atau sekitar 181 cm. Sedangkan pasangan pemegang rekor sebelumnya, tinggi mereka adalah 35,4 inch atau sekitar 89 cm dan 36,6 inch atau sekitar 92 cm.

Bagi Paulo dan Katyucia, peresmian diri mereka sebagai pasangan menikah terpendek di dunia ini sudah lama dinantikan. Apalagi keduanya telah delapan tahun pacaran. Dan pihak Guiness World Records memang menyatakan baru akan mencatatkan mereka jika sudah menikah.

"Kami sangat bahagia menjadi bagian dari Guinness World Records Day dan memiliki rekor untuk dirayakan. Kami harap rekor baru ini bisa membuat seluruh dunia melihat bahwa semua orang seharusnya diperlakukan sama," ujar keduanya dalam pernyataan resmi melalui Guinness World Records.

(eny/eny)

http://wolipop.detik.com/read/2016/11/18/161050/3348760/854/foto-pasangan-pengantin-terpendek-di-dunia-dengan-tinggi-tak-sampai-100-cm

18 November 2016

Penguin Ini Berenang 8000 Km Tiap Tahun Demi Bertemu Penyelamatnya


Balas budi, umumnya sesama manusia melakukan hal ini karena merasa sudah ditolong.

Tapi sepertinya nggak hanya manusia saja yang tahu bagaimana cara membalas budi seseorang yang sudah membantu.

Hewan juga mengerti cara membalas budi.

Penguin bernama Dindim ini salah satu contohnya.
Dindim berenang sejauh 8000 km ke Brasil setiap tahun guna bertemu penyelamatnya yang ia temui pada 2011.

Pada suatu hari, Joao Pereira de Souza, kakek 71 tahun yang juga seorang nelayan ini menemukan seekor penguin yang sekarat di pantai.

Joao membawa penguin ini ke rumahnya, merawatnya sampai ia sembuh dan memberinya nama Dindim.

Setelah beberapa waktu, penguin ini berenang jauh ke tempat yang tidak diketahui.

Tapi kemudian ia datang kembali di tahun berikutnya!

Pria tua ini sungguh terkejut dan tersentuh melihat teman kecilnya mengunjunginya lagi.

Tapi yang lebih luar biasa dan menyentuh adalah Dindim selalu mengunjungi penyelamatnya setiap tahun.

"Semua orang mengatakan kalau dia tidak akan kembali lagi, tapi setiap tahun ia kembali datang untuk menemui aku," cerita Joao seperti dilansir dari laman Brightside.

Untuk bertemu dengan penyelamatnya, Dindim berenang sejauh 8000 km setiap tahun.

Sekarang, hampir sepanjang tahun, Dindim hidup dengan Joao di Brazil, dan ia menghabiskan sisa waktu di rumah dekat pantai Argentina dan Chile.

Ahli biologi mengatakan bahwa mereka belum pernah melihat sesuatu seperti itu.

Mungkin, penguin berpikir bahwa Joao adalah bagian dari keluarganya.

http://jambi.tribunnews.com/2016/11/17/galeri-foto-penguin-ini-berenang-8000-km-tiap-tahun-demi-bertemu-penyelamatnya?page=2
* www.ayojambi.com/