Showing posts with label Gerhana Matahari Total. Show all posts
Showing posts with label Gerhana Matahari Total. Show all posts

08 March 2016

Rekomendasi Tempat Nonton Gerhana di Jambi

JAMBI, ayojambi.com - Momen gerhana matahari total tanggal 9 Maret sudah di depan mata. Bagi traveler yang ingin melihat gerhana di Jambi, ada dua lokasi yang paling oke.

"Jambi nanti ada dua daerah, Komplek Percandian Muaro Jambi sama Kabupaten Sarolangun buat nonton gerhana. Kalau liat dri BMKG gerhana 06.20 pagi, tapi acara sudah dari subuh," ujar Dendy Denmar, Kepala Bidang Pemasaran Disbudpar Provinsi Jambi ketika ditemui di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Senin (7/3/2016).
Berbagai acara meriah untuk menyambut gerhana berlangsung mulai tanggal 6 hingga 9 Maret di kedua lokasi tersebut. Di Kabupaten Sarolangun, acara melihat gerhana dipusatkan di sekitar Jembatan Beatrix. Selain nonton bareng gerhana matahari total, akan digelar pula salat gerhana, Subuh Akbar, pentas seni, hingga event kuliner khas Jambi.

"Sarolangun pusatnya di Pasar Bawah Sarolangun, Jembatan Beatrix. Di Sarolangun ada Masjid Agung Al Falah, untuk salat gerhana ada space khusus," papar Dendy.

Sedangkan di Komplek Percandian Muaro Jambi, akan diadakan berbagai kegiatan Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) dan tim Lacak Artefak Jambi. Undangan acara ini ditujukan untuk umum, jadi wisatawan bisa saja mengikuti beberapa rangkaian acara yang digelar.

"Tanggal 9 Maret ada kunjungan Dekranas pusat. Ada paparan gerhana matahari dan Candi Muaro Jambi oleh Lacak Artefak Jambi. Ada juga tutorial foto gerhana," kata pria berbaju batik ini.

Dalaman acara ini ada pula kegiatan foto bersama serta selfie sebagai dukungan Dekranas dan Lacak Artefak kepada Candi Muaro Jambi untuk Situs Warisan Dunia Unesco. Setelah itu akan ada observasi keliling candi dan mengunjungi aneka cagar budaya. Seperti rumah tua seroja di seberang Kota Jambi, melihat koleksi batik antik di sanggar Komplek Candi Muaro Jambi, Museum Siginjei untuk melihat koleksi kriya baju tua, perhiasan dan songket, serta menyusuri Sungai Batanghari.

"Menyusuri Sungai Batanghari bukan pakai kapal modern tapi menggunakan getek masyarakat yang jadul tapi aman," ucapnya. (aff/aff)

http://travel.detik.com/read/2016/03/07/175032/3159482/1382/rekomendasi-tempat-nonton-gerhana-di-jambi
* www.ayojambi.com/

05 March 2016

Inilah Jadwal Gerhana Matahari Total 9 Maret 2016

ILUSTRASI
JAMBI, ayojambi.com - Fenomena langka akan terjadi di Indonesia pada 9 Maret 2016. Ya, Indonesia "mendapat jatah" kemunculan gerhana matahari total pada hari tersebut.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengatakan, butuh waktu 350 tahun untuk dapat melihat gerhana matahari total di tempat yang sama. Itu artinya, kesempatan menyaksikan fenomena ini di Indonesia hanya terjadi sekali seumur hidup.
Namun, tidak semua masyarakat di Indonesia dapat menyaksikan gerhana matahari total secara langsung. Menurut BMKG, hanya 11 provinsi yang dilintasi gerhana matahari total. Ke-11 provinsi tersebut adalah Bengkulu, Sumatera Selatan, Jambi, Bangka-Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, dan Maluku Utara.

Kejadian gerhana ini akan terjadi pada pagi hari. Meski demikian, setiap wilayah memiliki waktu yang berbeda-beda. Di wilayah Indonesia barat, gerhana mulai pukul 06.20 WIB di wilayah Palembang dan mencapai puncaknya pukul 07.21; wilayah Tanjung Pandan mulai pukul 06.21 dan mencapai puncaknya 07.23 WIB; wilayah Palangkaraya mulai pukul 06.23 dan mencapai puncaknya 07.30 WIB; dan di wilayah Bengkulu (Muko-Muko), gerhana akan mencapai puncaknya pukul 07.19 WIB.

Di wilayah Tengah seperti Palu, gerhana mulai pukul 07.27 WITA dan mencapai puncaknya pukul 08.38 WITA. Hal ini berbeda dengan Ternate yang berada di wilayah Timur, di mana gerhana mulai pukul 08.36 WIT dan mencapai puncaknya 09.52 WIT.

Terkait dengan gerhana matahari total yang tidak dapat disaksikan di seluruh wilayah Indonesia, BMKG menyediakan layanan streaming bagi masyarakat yang tertarik untuk menonton peristiwa langka ini.

Inilah Jadwal Gerhana Matahari Total 9 Maret 2016

Fenomena langka akan terjadi di Indonesia pada 9 Maret 2016. Ya, Indonesia "mendapat jatah" kemunculan gerhana matahari total pada hari tersebut.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengatakan, butuh waktu 350 tahun untuk dapat melihat gerhana matahari total di tempat yang sama. Itu artinya, kesempatan menyaksikan fenomena ini di Indonesia hanya terjadi sekali seumur hidup.

Namun, tidak semua masyarakat di Indonesia dapat menyaksikan gerhana matahari total secara langsung. Menurut BMKG, hanya 11 provinsi yang dilintasi gerhana matahari total. Ke-11 provinsi tersebut adalah Bengkulu, Sumatera Selatan, Jambi, Bangka-Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, dan Maluku Utara.

Kejadian gerhana ini akan terjadi pada pagi hari. Meski demikian, setiap wilayah memiliki waktu yang berbeda-beda. Di wilayah Indonesia barat, gerhana mulai pukul 06.20 WIB di wilayah Palembang dan mencapai puncaknya pukul 07.21; wilayah Tanjung Pandan mulai pukul 06.21 dan mencapai puncaknya 07.23 WIB; wilayah Palangkaraya mulai pukul 06.23 dan mencapai puncaknya 07.30 WIB; dan di wilayah Bengkulu (Muko-Muko), gerhana akan mencapai puncaknya pukul 07.19 WIB.

Di wilayah Tengah seperti Palu, gerhana mulai pukul 07.27 WITA
dan mencapai puncaknya pukul 08.38 WITA. Hal ini berbeda dengan Ternate yang berada di wilayah Timur, di mana gerhana mulai pukul 08.36 WIT dan mencapai puncaknya 09.52 WIT.

Terkait dengan gerhana matahari total yang tidak dapat disaksikan di seluruh wilayah Indonesia, BMKG menyediakan layanan streaming di gerhana-indonesia.id bagi masyarakat yang tertarik untuk menonton peristiwa langka ini.

03 March 2016

Begini Cara Aman Melihat Gerhana Matahari Total



Jambi, AYOJAMBI.COM - Gerhana matahari total akan terjadi di Indonesia pada 9 Maret 2016 pagi hari. Langit di pagi hari yang tiba-tiba berubah gelap karena gerhana matahari total ini akan menjadi pemandangan yang menarik dan indah untuk diamati.
Pengamatan gerhana matahari total ini tidak berbahaya asal dilakukan dengan cara-cara yang aman. Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Thomas Djamaluddin menjelaskan sinar gerhana matahari total tidak akan membuat mata buta, justru saat gerhana total mencapai puncaknya maka itu adalah saat yang tepat untuk melihat keindahan korona atau mahkota matahari secara langsung tanpa penghalang.

Cara yang aman untuk mengamati gerhana adalah saat matahari perlahan tertutup bulan dan kondisi langit berangsur menjadi gelap (gerhana matahari sebagian) dianjurkan untuk menggunakan filter atau kacamata khusus untuk melihat matahari. Cara melihatnya juga jangan terlalu fokus karena saat itu matahari belum semuanya tertutup dan sebagian sinar matahari masih memancar kuat hingga bisa merusak retina mata.

"Jadi menyaksikan beberapa menit, tidak terlalu asik, sesekali melihat ke tempat lain dan tidak fokus ke matahari itu akan aman-aman saja," ucap Thomas.

Saat matahari tertutup total dan langit menjadi gelap, filter yang melindungi mata bisa dilepas. Keindahan gerhana matahari total bisa disaksikan langsung dengan mata. Namun harus diingat, jangan terlalu lama menatap karena durasi gerhana matahari total ini hanya 2 sampai 3 menit saja. Setelah itu matahari akan tersibak dan langit kembali cerah. Saat matahari mulai tersibak maka filter mata harus dipakai agar cahaya matahari tidak merusak retina.

"Ketika bulan mulai tersibak lepas dari matahari, maka piringan matahari yang terang itu akan menyilaukan sekali padahal pupil mata sedang membesar dan itu yang bisa merusak retina mata," kata Thomas.

Soal tempat, Thomas menyarankan melihatnya di lokasi lapang yang tidak terhalang pohon atau benda lainnya. Misalnya saja pantai, lapangan atau tempat yang tinggi.

Thomas mengimbau agar warga bisa melihat fenomena yang indah ini, jangan sampai keindahan gerhana matahari total justru dihindari seperti yang pernah terjadi di Indonesia tahun 1983 lalu. Kala itu warga begitu takut melihat gerhana matahari total secara langsung karena adanya anggapan sinar matahari saat gerhana bisa membuat mata buta.

"Kita harus sosialisasi kepada masyarakat kalau melihat fenomena gerhana matahari itu aman asal tidak terlalu asik melihatnya. Jadi jangan ada lagi pembohongan massal yah seperti tahun 1983, gerhana matahari berbahaya, orang suruh masuk ke dalam rumah, jendela-jendela rumah dikunci," ucap Thomas.

Sementara itu komunitas astronomi Langit Selatan dalam websitenya mengatakan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengamati gerhana matahari total. Untuk Gerhana Matahari Total 2016 di Indonesia, akan ada area yang bisa menikmati momen ketika matahari sepenuhnya ditutupi bulan, akan tetapi ada juga daerah yang hanya akan mengalami gerhana matahari sebagian. Untuk bisa menikmati gerhana matahari di tahun 2016, ada aturan yang harus selalu diingat.

Aturan itu adalah ketika matahari masih tampak di langit, jangan pernah melihat matahari dengan mata tanpa alat. Gunakan filter matahari pada kacamata matahari selama pengamatan. Jangan gunakan kacamata hitam, film yang diekspos, CD, atau filter lainnya, karena dapat membahayakan mata.

Ketika terjadi totalitas selama 2-3 menit, matahari sudah tidak tampak dan pengamat bisa melihat langsung ke korona matahari. Akan tetapi, segera setelah totalitas berakhir dan matahari tampak kembali, kenakan kacamata gerhana yang sudah dilengkapi filter matahari untuk menyaksikan gerhana sebagian.

Sumber:
http://news.detik.com/berita/3116542/begini-cara-aman-melihat-gerhana-matahari-total
 
* www.ayojambi.com/

Ini Bahayanya Selfie Saat Gerhana Matahari

JAMBI, ayojambi.com - Gerhana matahari akan terjadi di sebagian wilayah Indonesia, hari Rabu, 9 Maret 2016 mendatang.

Momen tersebut diperkirakan akan dimanfaatkan masyarakat untuk melakukan selfie atau wefie saat terjadi gerhana.

Para ahli memperkirakan akan ada anggota masyarakat yang tergoda' untuk mengambil selfie saat terjadi gerhana ini.
Meski selfie maupun wefie bukan merupakan aktivitas berbahaya, namun saat gerhana ini, melihat matahari berisiko menyebabkan kerusakan mata.

"Bisa sangat berbahaya karena orang bisa saja tergoda untuk melihat matahari ketika mengatur komposisi di layar ponsel," kata Daniel Hardiman-McCartney, seorang dokter mata di Inggris, seperti dilansir BBC beberapa waktu lalu.

"Dan karena gerhana adalah proses yang berjalan pelan-pelan, bisa jadi orang-orang secara tak sadar akan melihat matahari selama beberapa menit," jelasnya.

Dilansir kompas.com, Selasa (1/3) kemarin, bahwa memandang Gerhana Matahari dengan mata telanjang memiliki risiko serius.

Menatap secara langsung dalam waktu lama bisa menyebabkan kerusakan pada retina mata dengan nama solar retinopathy.

Tanda-tandanya adalah titik hitam yang selalu terlihat dalam pandangan mata, ke mana pun dia menengok. Kerusakan tersebut akan sulit dipulihkan.

Kerusakan tersebut terjadi saat gerhana karena mata yang memandang matahari saat terjadi gerhana total layaknya melihat dalam kegelapan, kelopak mata membuka, dan pupil melebar untuk menangkap cahaya sebanyak mungkin.

Petaka justru terjadi saat piringan bulan setelah fase totalitas tidak disadari pengamat dan mata mereka dengan kondisi seperti melihat di kegelapan akan terpapar sinar ultraviolet yang berbahaya bagi mata.

Sumber:
http://jambi.tribunnews.com/2016/03/03/ini-bahayanya-selfie-saat-gerhana-matahari

26 February 2016

Gerhana Matahari di Jambi Terjadi pada Pagi Hari

JAMBI, ayojambi.com - Gerhana Matahari 9 Maret 2016 mendatang rupanya dapat dinikmati warga Jambi.

Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sulthan Thaha Jambi, Fenomena alam yang langka ini bisa disaksikan pada pagi hari.

Menurut Kurnia Ningsi, Kasi Data dan Informasi BMKG Sulthan Thaha Jambi, gerhana di Jambi akan dimulai pada pukul 06. 21 Wib.

"Puncaknya terjadi pada pukul 07.22 Wib dan diperkirakan akan berakhir pada pukul 08.29 Wib," katanya, Kamis (25/2/2016).
Durasi gerhana yang dapat dinikmati rata-rats 2 jam delapan menit.

Proses terjadinya gerhana paling lama dapat dilihat dari kota Muara Sabak, Kabupaten Tanjung Jabung timur dengan durasi bisa mencapai 2 jam 10 menit.

Namun, untuk wilayah Siulak dan Sungai Penuh lebih singkat.

Menurut penjelasan Kurnia, hal ini dikarenakan waktu kontak awal gerhana terjadi sebelum matahari terbit di kedua wilayah dataran gunung kerinci itu.

Namun, secara umum gerhana matahari bisa dilihat di Kota Jambi, Siulak, Sungaipenuh, Muara Bungo, Bangko, Muara Tebo, Sarolangun, Muara Bulian, Kuala Tungkal, Sengeti, Muara Sabak dan Singkut (Kabupaten Sarolangun).

Namun, untuk Gerhana Matahari Total (GMT) menurut Kurnia hanya bisa teramati di Kecamatan Singkut, Kabupaten Sarolangun.

"Durasinya bisa sampai satu menit 38,1 detik," pungkasnya.

Sumber: http://jambi.tribunnews.com/2016/02/26/gerhana-matahari-di-jambi-terjadi-pada-pagi-hari
* www.ayojambi.com/

07 February 2016

Wow, Saksikan Gerhana Matahari Total di Jambi, Tertutup Sampai 95 Persen

JAMBI, ayojambi.com - Sekitar 33 hari lagi tepatnya 9 Maret 2016 masyarakat Indonesia termasuk Jambi akan mendapatkan peristiwa astronomi yang sangat langka yaitu gerhana matahari total.

Dari peta magnitud gerhana matahari total yang dikeluarkan BMKG, Provinsi Jambi akan mendapat gerhana matahari total dengan tutupan sampai 95 persen.

Sementara itu, BMKG Yogyakarta sudah menginformasikan bahwa gerhana matahari total tersebut dapat dilihat dari Yogyakarta dan sekitarnya dengan matahari tertutup sampai 83 persen.
Kepala BMKG DIY, Tony Agus Wijaya mengatakan walaupun tidak sampai 100 persen, masyarakat Yogyakarta termasuk beruntung karena lebih dari 75 persen matahari akan tertutup oleh bulan.

"Ini peristiwa langka kita beruntung di Indonesia dapat menyaksikan gerhana total ini. Di Jogja tidak total dan tidak seluruhnya tertutup kita beruntung sebagian sekitar 83 dari lingkaran matahari saat puncaknya akan terutup bulan," jelas Tony, Jumat (5/2/2016).

Karenanya dia mengingatkan akan luar biasa sayang kalau peristiwa sepenting ini dilewatkan. Padahal banyak warga dari luar negeri datang ke Indonesia hanya untuk menyaksikan peristiwa langka ini.

Gerhana matahari pertama di abad 21 ini nantinya akan melewati beberapa kota besar di Indonesia mulai dari Palembang, Palangkaraya Kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah lalu menuju Ternate dan kemudian mengarah ke Samudera Pasifik.

"Hampir semua wilayah di Indonesia bisa melihat tapi tidak total kecuali kota-kota yang dilewati lintasannya tersebut," tambah Tony.

Walaupun peristiwa langka ini tidak boleh dilewatkan, dia juga tetap mengingatkan masyarakat tetap hati-hati karena ada potensi bahaya apabila warga melihatnya dengan mata telanjang.

"Matahari sangat kuat pancaran cahayanya, cukup berbahaya kalau dilihat dengan mata telanjang. Apalagi saat gerhana ada perubahan cukup cepat dari sangat terang ke gelap dan mata kita menurut para ahli ada bagian yang tidak terlalu peka dengan kondisi tersebut. Mungkin tidak terasa sakit tapi ada cahaya yang masuk," jelas Tony.

Karenanya dia menyarankan masyarakat yang ingin melihat agar menggunakan kacamata filter khusus atau penyaring cahaya matahari.

Melihat gerhana dengan film rotgen dan bayangan di air pada ember atau media lain tidak disarankan karena cahaya matahari tetap terpantulkan ke mata.

Gerhana matahari total terakhir mampir ke Indonesia pada tahun 1988.

Menurut Tony siklus gerhana matahari total memang tidak pasti, sehingga ketika ada peristiwa ini harus bisa dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat baik itu pembelajaran bagi anak-anak dan remaja hingga dimanfaatkan untuk wisata karena peristiwa ini juga menarik perhatian bagi wisatawan luar negeri.

"Nanti rencananya akan kita dorong dengan dinas pariwisata untuk mengkampanyekan peristiwa ini, walaupun puncaknya hanya sekitar 3 menit tapi ini luar biasa sekali," kata Tony.

http://jambi.tribunnews.com/2016/02/06/wow-saksikan-gerhana-matahari-total-di-jambi-tertutup-sampai-95-persen
* www.ayojambi.com/

22 January 2016

Kegiatan GMT Dipusatkan di Belitung

KOMPAS.com - Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman menyatakan kegiatan dalam rangka peristiwa Gerhana Matahari Total (GMT) pada 9 Maret mendatang dipusatkan di Bangka Belitung.

"Sejak rapat koordinasi pertama Juli 2015 sudah diputuskan puncak kegiatan di Belitung, tapi wilayah lain yang mengalami GMT juga tetap melaksanakan kegiatannya," kata Deputi Bidang Sumber Daya Manusia, Iptek dan Budaya Maritim Kemenko Kemaritiman, Safri Burhanuddin di Jakarta, Selasa (19/1/2016).

Sejumlah wilayah yang mengalami GMT yakni Palembang (Sumatera Selatan), Bangka Belitung, Sampit dan Palangkaraya (Kalimantan Tengah), Balikpapan (Kalimantan Timur), Palu, Poso, Luwuk (Sulawesi Tengah), Ternate dan Halmahera (Maluku Utara), Sulawesi Barat, Bengkulu, Jambi, dan Kalimantan Barat.
Safri menjelaskan, promosi wisata untuk GMT 2016 telah berlangsung selama dua tahun terakhir.

"Kami lihat ilmuwan dan wisatawan ini cari tempat. Lalu, kami lihat yang paling gampang itu ke Belitung, meski wisatawan ilmuwan lebih banyak memilih Indonesia timur. Kami upayakan bagi ilmuwan itu untuk adakan seminar dulu di sini sebelum melihat GMT," katanya.

Pilihan ilmuwan ke kawasan timur disebabkan jangka waktu peristiwa GMT. Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) menyatakan lama GMT antara 1,5 hingga 3 menit, dan semakin ke timur akan semakin lama.

Waktu GMT di wilayah Indonesia bagian barat terjadi pada sekitar pukul 06.20 WIB, di wilayah tengah sekitar pukul 07.25 WITA, dan di wilayah timur sekitar pukul 08.36 WIT.

Pemilihan pusat kegiatan GMT di Belitung, lanjut Safri, juga disebabkan oleh panjangnya wilayah jangkauan di provinsi tersebut yang mengalami fenomena langka tersebut.

"Jangkauannya itu sekitar 150 kilometer, di mana sebagian besar perairan Belitung dilewati oleh GMT, meski itu pun hanya sekitar 2 menit, makanya diputuskan dipusatkan di situ," katanya.

Dengan dipusatkan di perairan Bangka Belitung, lanjut Safri, ada kesempatan untuk menarik lebih banyak wisatawan dan pemilik yacht dari negara tetangga untuk ikut datang.

"Pesan tiket dan hotel untuk hari-hari peristiwa tersebut pasti sudah penuh, maka kami koordinir untuk menggunakan kapal, Kementerian Pariwisata juga akan mengkoordinir 'yacht' dari Singapura dan Malaysia untuk merapat ke Belitung," katanya.

Menurut dia, penggunaan kapal dalam mengamati peristiwa alam yang kemungkinan baru bisa dialami Indonesia 350 tahun lagi itu akan memudahkan wisatawan saat kondisi berawan.

"GMT itu sekitar pagi hari, seandainya pagi itu berawan, dengan kapal bisa mudah mencari tempat untuk menyaksikan fenomena tersebut," tambah Safri.

http://travel.kompas.com/read/2016/01/20/221500327/Kegiatan.GMT.Dipusatkan.di.Belitung
* www.ayojambi.com/

12 Provinsi Dilintasi Gerhana Matahari Total

KOMPAS — Peneliti, masyarakat, turis, dan pemerintah mulai bersiap menyambut gerhana matahari total, 9 Maret 2016. Gerhana matahari adalah fenomena langka yang jadi buruan manusia sejak dulu. Kali ini istimewa karena wilayah daratan yang dilalui gerhana total hanya Indonesia.

Jalur totalitas gerhana membentang dari Samudra India hingga utara Kepulauan Hawaii, Amerika Serikat. Jalur gerhana itu selebar 155-160 kilometer dan terentang sejauh 1.200-1.300 kilometer, yang kali ini melintasi 12 provinsi di Indonesia.

Provinsi-provinsi itu adalah Sumatera Barat, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, dan Bangka Belitung. Selain itu, semua provinsi di Kalimantan (kecuali Kalimantan Utara), Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, dan Maluku Utara juga dilintasi. Namun, tidak semua daerah di provinsi itu dilintasi jalur totalitas gerhana.
"Lama gerhana matahari total (GMT) di Indonesia 1,5-3 menit," kata Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin, di Jakarta, Jumat (15/1).

Di pusat jalur gerhana, gerhana total terpendek terjadi di Seai, Pulau Pagai Selatan, Sumatera Barat, selama 1 menit 54 detik dan terpanjang di Maba, Halmahera Timur, Maluku Utara, selama 3 menit 17 detik.

Totalitas gerhana terlama terjadi di satu titik di atas Samudra Pasifik di utara Papua Niugini selama 4 menit 9 detik.

Pada Rabu, 9 Maret 2016, gerhana terjadi pagi hari bersamaan dengan perayaan hari raya Nyepi. Di wilayah Indonesia barat, gerhana mulai pukul 06.20 WIB, sedangkan di Indonesia tengah dan timur pukul 07.25 Wita dan 08.35 WIT. Fase GMT rata-rata terjadi satu jam kemudian.

Selama GMT, piringan Matahari tertutup penuh oleh piringan Bulan dan hanya menyisakan cahaya korona atau bagian atas atmosfer Matahari. "Hari yang terang akan berubah seperti senja untuk sesaat," kata Thomas.

Di luar daerah yang dilintasi jalur totalitas gerhana akan mengalami gerhana matahari sebagian (GMS). Daerah yang mengalami GMS akan melihat Matahari berbentuk sabit. "Seluruh wilayah Indonesia, di luar yang mengalami GMT, akan mengalami GMS," lanjutnya.

Peneliti menyebar

Fenomena alam langka itu diburu peneliti dan wisatawan. Data sementara, peneliti Lapan serta Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional AS (NASA) akan mengamati GMT di Maba. Tim Lapan juga akan mengamati di Ternate, Maluku Utara.

Tim Program Studi Astronomi ITB dan Observatorium Bosscha ITB tersebar di sejumlah wilayah. Sejumlah peneliti yang tergabung dalam Universe Awareness (Unawe) Indonesia akan melihat GMT di Poso, Sulawesi Tengah. Sebagian lagi akan meneliti di Tanah Grogot, Kalimantan Timur, dan Belitung, Bangka Belitung.

Adapun peneliti Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), peneliti Korea Selatan, dan Himpunan Astronomi Amatir Jakarta mengamati gerhana di Palu, Sulteng, dan sekitarnya. Jumlah peneliti asing bisa bertambah mengingat sebagian masih mengajukan izin penelitian.

"Tim BMKG akan meneliti variasi medan magnet Bumi dan anomali gravitasi Bumi selama gerhana," ujar Kepala Pusat Seismologi Teknik Geofisika Potensial dan Tanda Waktu BMKG Jaya Murjaya dalam peluncuran Hitung Mundur GMT 2016, Kamis (14/1).

Kepala Observatorium Bosscha ITB Mahasena Putra mengatakan, sejumlah peneliti yang tersebar di beberapa daerah itu berencana menyiarkan langsung GMT melalui fasilitas live streaming sehingga totalitas gerhana tetap bisa dinikmati masyarakat di daerah lain.

Selain kegiatan ilmiah, peneliti, komunikator astronomi, dan astronom amatir itu juga akan mengadakan berbagai kegiatan edukasi publik, mengajak menikmati GMT dengan aman. Lalu, menjadikannya sebagai peristiwa budaya yang menyenangkan.

"GMT adalah fenomena alam yang istimewa, belum tentu anak cucu kita akan mengalaminya," kata Premana W Premadi dari Unawe Indonesia.

Pemerintah daerah pun bersiap. Menurut Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kementerian Pariwisata Esthy Reko Astuti, berbagai kegiatan pendukung menjelang hingga sesudah gerhana disiapkan. (MZW)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 16 Januari 2016, di halaman 14 dengan judul "12 Provinsi Dilintasi Gerhana Matahari Total".

http://sains.kompas.com/read/2016/01/18/07253531/12.Provinsi.Dilintasi.Gerhana.Matahari.Total
* www.ayojambi.com/