Showing posts with label Malam Cap Go Meh. Show all posts
Showing posts with label Malam Cap Go Meh. Show all posts
02 March 2016
23 February 2016
Warga Tionghoa Jambi Kirim Doa Harapan Lewat Lampion di Kelenteng Sai Che Tien
JAMBI - Selain pesta kembang api dan arak-arakan tatung sebagai ritual membersihkan bumi, salah satu ritual tak kalah menarik adalah menerbangkan lampion ke langit pada puncak perayaan malam Cap Go Meh di Kawasan Lorong Koni IV, Senin (22/2/2016)
Ini terlihat di kelenteng Sai Che Tien. Ratusan lampion di sediakan pengurus kelenteng bagi warga yang ingin menerbangkan lampion.
Tak hanya muda mudi, sejumlah pasangan suami istri juga terlihat cukup antusias ikuti pesta lampion tersebut.
Ini terlihat di kelenteng Sai Che Tien. Ratusan lampion di sediakan pengurus kelenteng bagi warga yang ingin menerbangkan lampion.
Tak hanya muda mudi, sejumlah pasangan suami istri juga terlihat cukup antusias ikuti pesta lampion tersebut.
Pada lampion tertera nama pasangan dan pengharapan yang ditulis oleh pemuka kelenteng Sai Che Tien.
Dengan hati-hati lampion ditempel lilin di bagian bawah kemudian dibakar, setelah menggelembung barulah diterbangkan.
Namun tak lupa, setiap pasangan sebelum melepas lampion ke udara terlebih dahulu memanjatkan doa.
Aguan pada kesempatan tersebut menyampaikan harapannya agar diberi kemudahan dalam menjalankan usaha selama memasuki tahun monyet api.
"Harapannya usaha bisa berjalan lancar, rejeki mengalir, ekonomi bisa lebih baik lagi," harap Aguan dan Istrinya.
Seperti terlihat, tak jarang pula ada pasangan yang tak berhasil menerbangkan lampion. Sebagian karna robek dan terbakar.
The Lien Teng, rohaniawan khonghucu yang ditemui di Kelenteng Sai Che Tien mengatakan penerbangan lampion memiliki makna pengharapan menyabut tahun monyet api.
"Lampion maknanya memberi penerangan, ada doa yang menerbangkan lampion. Harapan setiap usaha berjalan lancar di tahun ini," katanya. (*)
http://jambi.tribunnews.com/2016/02/23/warga-tionghoa-kirim-doa-harapan-lewat-lampion-di-kelenteng-say-vhe-tien
* www.ayojambi.com/
Dengan hati-hati lampion ditempel lilin di bagian bawah kemudian dibakar, setelah menggelembung barulah diterbangkan.
Namun tak lupa, setiap pasangan sebelum melepas lampion ke udara terlebih dahulu memanjatkan doa.
Aguan pada kesempatan tersebut menyampaikan harapannya agar diberi kemudahan dalam menjalankan usaha selama memasuki tahun monyet api.
"Harapannya usaha bisa berjalan lancar, rejeki mengalir, ekonomi bisa lebih baik lagi," harap Aguan dan Istrinya.
Seperti terlihat, tak jarang pula ada pasangan yang tak berhasil menerbangkan lampion. Sebagian karna robek dan terbakar.
The Lien Teng, rohaniawan khonghucu yang ditemui di Kelenteng Sai Che Tien mengatakan penerbangan lampion memiliki makna pengharapan menyabut tahun monyet api.
"Lampion maknanya memberi penerangan, ada doa yang menerbangkan lampion. Harapan setiap usaha berjalan lancar di tahun ini," katanya. (*)
http://jambi.tribunnews.com/2016/02/23/warga-tionghoa-kirim-doa-harapan-lewat-lampion-di-kelenteng-say-vhe-tien
* www.ayojambi.com/
Puluhan Ribu Warga Sambut Festival Cap Go Meh Di Jambi
印尼占碑 福慶堂, 獅仔殿, 龍春宮 三个廟合作慶祝元宵節
JAMBI, ayojambi.com - Puluhan ribu warga dari berbagai elemen berbaur memadati kawasan koni untuk menyaksikan festival perayaan Malam Cap Go Meh yang digelar oleh tiga kelenteng, yaitu kelenteng Hok Kheng Tong (福慶堂), Sai Ch Tien (獅仔殿) dan Leng Chun Keng (龍春宮), perayaan malam Cap Go Meh “慶祝元宵節”selain dihadiri warga kota Jambi dan sekitarnya, juga dihadiri warga dari Sumatera Selatan (Palembang), Batam dan Pakanbaru (Riau).
Setiap tahun ketiga kelenteng selalu bekerja sama untuk merayakan malam Cap Go Meh 印尼占碑 福慶堂, 獅仔殿, 龍春宮 三个廟合作慶祝元宵節. [Lihat Gambar: Perayaan Malam Cap Go Meh di Jambi]
"Sekitar puluhan barisan pembawa bendera kebesaran para roh suci, Lampion, kursi tandu singasana 扛轎 (kursi tandu) para roh suci Dewa, Barongsai Dance, Liong Dance dari perkumpulan Hok Liong Sai Jambi (占碑福龍獅).”
Bahkan puluhan ribu warga memadati perkampungan Tionghoa (唐人街) untuk menyaksikan malam Cap Go Meh, acara tersebut diikuti 12 Tandu (扛轎) dan 10 kitong turun ke jalan meramaikan prosesi Cap Go Meh.
Puluhan ribu warga tumpah ruah dalam perayaan cap go meh yang berlangsung di kelenteng Hok Kheng Tong (福慶堂), Sai Ch Tien (獅仔殿) dan Leng Chun Keng (龍春宮), Senin (22/2), sejak pukul 17.00 WIB warga berbondong-bondong terus berdatangan kelokasi acara di lorong koni, Jalan Pangeran Diponegoro, Kelurahan Talang Jauh, kecamatan Jelutung, Kota Jambi.
Warga ingin menyaksikan langsung prosesi awal perayaan malam Cap Go Meh, seperti mengundang para roh suci Dewa (神人), serta atraksi Barongsai (舞獅), Liong (龍舞), Lompati Api Membara dan kembang api (煙花). (Romy)
* www.ayojambi.com/
21 February 2016
Tiga Kelenteng Akan Meriahkan Pawai Cap Go Meh di Jambi
JAMBI, ayojambi.com – Gabungan Tiga di kota Jambi akan meriahkan Malam Perayaan Cap Go Meh yang akan digelar besok (22/2-2016), ketiga kelenteng terdiri dari Kelenteng Hok Kheng Tong, Kelenteng Sai Che Tien dan Kelenteng Leng Chung Keng akan turunkan para shen ren (baca dewa) masing masing-masing kelenteng, selain itu ada pertunjukan barongsai dan liong dalam Festival Cap Go Meh di Jalan Koni I sampai Koni IV, Kelurahan Talangjauh, Kecamatan Jelutung, Kota Jambi.
Tahun ini diperkirakan pengunjung yang ingin menyaksikan Festival Cap Go Meh akan mencapai puluhan ribu orang, yang datang menyaksikan festival Cap Go Meh terdiri dari berbagai elemen masyarakat.
Sebelum perayaan Cap Go Meh yang akan digelar besok, tiga kelenteng tersebut, pagi tadi (21/-2016) sudah mulai mempersiapkan segala perlengkapan seperti kelenteng Hok Kheng Tong telah mempersiapkan altar sembahyang Tie Kong (Tuhan), sedangkan kelenteng Leng Chun Keng mempersiapkan panggung hiburan karaoke dan kelenteng Sai Che Tien mempersiapkan lampion untuk festival.
* www.ayojambi.com/
Tahun ini diperkirakan pengunjung yang ingin menyaksikan Festival Cap Go Meh akan mencapai puluhan ribu orang, yang datang menyaksikan festival Cap Go Meh terdiri dari berbagai elemen masyarakat.
Sebelum perayaan Cap Go Meh yang akan digelar besok, tiga kelenteng tersebut, pagi tadi (21/-2016) sudah mulai mempersiapkan segala perlengkapan seperti kelenteng Hok Kheng Tong telah mempersiapkan altar sembahyang Tie Kong (Tuhan), sedangkan kelenteng Leng Chun Keng mempersiapkan panggung hiburan karaoke dan kelenteng Sai Che Tien mempersiapkan lampion untuk festival.
Menurut penuturan ketua Kelenteng Sai Che Tien, Darmadi Tekun, setiap tahun tiga kelenteng selalu bekerja sama untuk perayaan Malam Cap Go Meh, “Puncak Cap Go Meh berlangsung pada Senin malam (22/2). Ritual tatung menjadi ikon setiap kali perayaan Cap Go Meh. Ini karena ritual yang menusuk nusukkan benda tajam ke tubuh tersebut sangat ditunggu warga. Dipercaya, ritual ini bisa mengusir roh jahat. Warga juga bisa meminta berbagai petunjuk dari roh suci dewa yang merasuki tubuh tatung (manusia) tersebut.
Besok sore masing-masing klenteng, diantaranya pemindahan Kim Sin (patung roh suci) dinaikan ke kursi tandu (joli). Selain itu ada tradisi tang ki tolak bala (tatung), serta parade lampion, arak-arakan umbul-umbul dari masing Makin dengan rute Koni IV melintasi Jalan Pangeran Diponegoro-Koni I-Kelenteng Cheng Hong Lao dan kembali ke klenteng Hok Kheng Tong (pusat perayaan cap go meh).
Cap Go Meh melambangkan hari ke-15 dan hari terakhir dari perayaan Tahun Baru Imlek 2567 Kongzili. Istilah ini berasal dari dialek Hokkien. Diartikan sebagai hari kelima belas. Cap berarti Sepuluh, Go berarti Lima, dan Meh berarti Malam.
Puncak ritual mulai digelar sekitar pukul 18.00. Dimulai dengan atraksi pemanggilan roh suci shen ren (Dewa) yang lebih dikenal dengan istilah tatung. Ini dilakukan di kelenteng Hok Kheng Tong, Leng Chun Keng, dan Sai Che Tien. Para tang ki (orang yang melakukan atraksi tatung) memanggil arwah dewa. Lalu arwah akan masuk ke tubuh mereka. Saat itulah tang ki (tatung) beraksi menusukkan tubuh mereka menggunakan benda tajam. "Tujuannya untuk mengusir roh dan arwah jahat di sekitar kita. Juga memohon perlindungn kepada para Dewa." (Romy)
Besok sore masing-masing klenteng, diantaranya pemindahan Kim Sin (patung roh suci) dinaikan ke kursi tandu (joli). Selain itu ada tradisi tang ki tolak bala (tatung), serta parade lampion, arak-arakan umbul-umbul dari masing Makin dengan rute Koni IV melintasi Jalan Pangeran Diponegoro-Koni I-Kelenteng Cheng Hong Lao dan kembali ke klenteng Hok Kheng Tong (pusat perayaan cap go meh).
Cap Go Meh melambangkan hari ke-15 dan hari terakhir dari perayaan Tahun Baru Imlek 2567 Kongzili. Istilah ini berasal dari dialek Hokkien. Diartikan sebagai hari kelima belas. Cap berarti Sepuluh, Go berarti Lima, dan Meh berarti Malam.
Puncak ritual mulai digelar sekitar pukul 18.00. Dimulai dengan atraksi pemanggilan roh suci shen ren (Dewa) yang lebih dikenal dengan istilah tatung. Ini dilakukan di kelenteng Hok Kheng Tong, Leng Chun Keng, dan Sai Che Tien. Para tang ki (orang yang melakukan atraksi tatung) memanggil arwah dewa. Lalu arwah akan masuk ke tubuh mereka. Saat itulah tang ki (tatung) beraksi menusukkan tubuh mereka menggunakan benda tajam. "Tujuannya untuk mengusir roh dan arwah jahat di sekitar kita. Juga memohon perlindungn kepada para Dewa." (Romy)
Subscribe to:
Posts (Atom)