25 November 2015

Peresmian Kelenteng Leng Chun Keng Jambi

占碑龍春宮新廟啟用典禮
JAMBI, ayojambi.com - Ada pemandangan yang tidak biasa dan berbeda waktu masuk Jalan Koni 1, karena kedua sisi jalan terpasang berbagai umbul-umbul, lampion serta balon  Peresmian Kelenteng Leng Chun Keng 占碑龍春宮 [Lihat Gambar Peresmian Kelenteng Leng Chun Keng Jambi].
Sebelum acara peresmian, pada Senin (23/11) dini hari, Majelis Agama Khonghucu Indonesia (MAKIN) Kelenteng Leng Chun Keng Jambi melakukan pengisihan roh suci (開光) terhadap lima She Ren (dewa) yang baru, juga pengisihan 9 roh suci Kim Sin (開光) yang lama, diantaranya 順平聖侯 (Sun Ping Sing He), 廣澤尊王 (Kong Tek Chun Ong), 南海觀音 (Nan Hai Kwan Im) dan 玄天上帝 (Hien Tien Siong Te. Pengisihan roh para suci dipimpin oleh Lim Ze Cheng taoshe dari Tiongkok (中国道士林泽承), selain itu ada Kai Kwang Men Shen (開光門神), Kim Tan (tempat pembakaran kertas sembahyang).

Acara juga dimeriahkan aneka hiburan, seperti karauke, atraksi barongsai, pemutaran film Sam Kok dan jamuan makan bersama, acara dari 22 sampai 27 Nopember 2015.

Kelenteng Leng Chun Keng 占碑龍春宮 merupakan sebuah tempat ibadah penganut Khonghucu yang bentuk bangunan dan ornamennya terlihat cantik dan anggun berlokasi Jalan Koni 1, Kelurahan Talangjauh, Kecamatan Jelutung, Kota Jambi. Pembangunan Kelenteng Leng Chun Keng 占碑龍春宮 90 persen material pembangunan kelenteng didatangankan dari Tiongkok. begitu juga dengan asitektur bangunan serta tenaga pekerja (tukang) juga didatangkan dari Tiongkok. (ROMY)
* www.ayojambi.com/

21 November 2015

Mengenang Lie Tiong Lam Berpulang Kepangkuan Sang Khalik

JAMBI, ayojambi,com - Keluarga besar Lie Tiong Lam/  Ramli (李中南) hari Jumat (20/11) mengadakan acara mengenang almarhum Lie Tiong Lam berpulang kepangkuan Sang Khalik. Meski beliau telah tiada, namun cita-cita almarhum tidak pupus seketika. Cita-cita luhur diteruskan  kepada sang anak sulung, yaitu Zikif Effendy Lie (李鴻章) yang kini menjabat Ketua Kelenteng Hok Kheng Tong Jambi 福慶堂主席 [Lihat Foto: Memperingati Kepergian Tokoh Masyarakat Jambi Lie Tiong Lam]
Almarhum Lie Tiong Lam (李中南) dikenal sebagai sesepuh masyarakat Tionghoa di Jambi dan juga sebagai Ketua Pembina Perkumpulan Aneka Kesejahteraan (ANKE) Jambi.

Lie Tiong Lam yang dihormati siapapun serta dikenal oleh berbagai golongan dari kelas bawah hingga pejabat negara, beliau wafat di Gleneagles Hospital Singapore dalam usia 91 tahun dan di kebumikan di Pemakaman Bumi Langgeng, KM 12 Pondok Meja, Muaro Jambi.

Lie Tiong Lam (Ramli) meniggalkan seorang istri, dan 6 orang anak laki-laki dan 2 orang anak perempuan. Boleh dibilang almarhum adalah orang yang paling bahagia, lantaran anak-anak sudah pada dewasa dan bisa mandiri serta memiliki 6 cucu dalam dan 4 cucu luar.

Pada kesempatan yang berbahagia ini, keluarga almarhum membakar Replika rumah-rumahan (灵厝) yang terbuat dari bahan bambu, karton, kertas warna warni, pernak pernik lukisan serta segala perlengkapan isi rumah tangga, dan dayang-dayang. “Membakar rumah-rumahan berikut segala isi ini untuk dikirim kepada almarhum Lie Tiong Lam.” Pengiriman replika rumah-rumahan (灵厝) merupakan salah satu tradisi warga Tionghoa sejak ribuan tahun silam hingga kini masih dipertahankan sebagian masyarakat Tionghoa.

Selain itu, mereka juga mengirim perlengkapan lainya, seperti, sabun mandi/ sabun cuci, handuk, pakaian, sepatu, minyak sayur, garam, beras sebagai syarat untuk orangtua mereka pergunakan di alam baka, tidak ketinggalan beberapa dayang/ pembantu rumah tangga untuk membantu orangtua mereka di alam baka.

Serta ada dua jenis kertas yang digunakan dalam tradisi ini, yaitu kertas yang bagian tengahnya berwarna keemasan (Kim Cua) dan kertas yang bagian tengahnya berwarna keperakan (Gin Cua). Menurut kebiasaan-nya Kim Cua (Kertas Emas) digunakan untuk upacara sembahyang kepada dewa-dewa, sedangkan Gin Cua (Kertas Perak) untuk upacara sembahyang kepada para leluhur dan arwah-arwah orang yang sudah meninggal dunia. Bahwa dengan membakar kertas emas dan perak itu berarti mereka telah memberikan kepingan uang emas dan uang perak kepada para dewa atau leluhur mereka; sebagaimana diketahui kepingan emas dan perak adalah mata uang yang berlaku pada jaman Tiongkok kuno.

Semua bahan diletakan didalam rumah-rumahan, setelah itu anak laki-laki melakukan sembahyang dengan mengundang roh/ arwah orangtua mereka untuk dapat menempati rumah-rumahan yang dibeli oleh anak-anak lekaki, seusai itu baru rumah-rumahan dibakar.

Upacara sembahyang mengenang Lie Tiong Lam dipimpin oleh Lim Tek Chong Taoshe dari Tiongkok (China) 中国道士林泽宗. Tidak lupa keluarga besar almarhum membawa berbagai sajian kesukaan almarhum Lie Tiong Lam. (Romy)

20 November 2015

Ziarah Makam Lie Tiong Lam 李中南

JAMBI, ayojambi.com - Dalam rangka mengenang kepergian Ayah, Mertua, Kakek, Buyut Lie Tiong Lam (李中南), keluarga besar almarhum Lie Tiong Lam terdiri dari putra-putri, menantu, cucu dan cicit lakukan ziarah ke makam di Pemakaman Bumi  Langgeng KM 12 Pondok Meja, Muaro Jambi [Lihat Foto: Ziarah Makam Lie Tiong Lam].

Upacara sembahyang di Makam Lie Tiong Lam dipandu oleh Lim Tek Chong Taoshe dari Tiongkok (China) 中国道士林泽宗.
Diatas makam diletakkan kertas merah kecil memanjang dan kertas sembahyang Kim Cua dan Gin Cua ditaburkan diatas makam, putra-putra Lie Tiong Lam menanam Keladi dan Jahe.

Lie Tiong Lam yang dihormati siapapun, meninggal tahun lalu di Gleneagles Hospital Singapore dalam usia 91 tahun dan di kebumikan di Pemakaman Bumi Langgeng,
KM 12 Pondok Meja, Muaro Jambi. (Romy)

08 November 2015

Bahayanya Bila Kertas Koran Digunakan untuk Bungkus Makanan

Pemerhati industri kertas, Muhammad Adjidarmo, mengingatkan kepada masyarakat luas untuk mewaspadai penggunaan kertas sebagai pembungkus makanan.

"Kertas bekas termasuk koran dan majalah seharusnya tidak digunakan untuk membungkus bahan pangan secara langsung karena mengandung timbal yang jika terakumulasi dalam tubuh dapat berisiko membahayakan kesehatan," ujar Adjidarmo di Jakarta, Jumat.
Sayangnya hingga saat ini masih banyak ditemukan makanan jajanan seperti gorengan yang dibungkus dengan kertas bekas, padahal bahan yang panas dan berminyak akan mempermudah berpindahnya timbal ke makanan tersebut.

Bahkan jenis bahan pangan, konsentrasi, waktu kontak, serta luas permukaan kontak juga turut memicu migrasi.

Salah satu penyebab maraknya penggunaan kertas non kemasan adalah karena kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan efek samping yang ditimbulkan.

Selain itu, kertas nasi bungkus berwarna coklat dan karton duplex adalah jenis kemasan pangan primer berbahan kertas yang paling lazim digunakan sebagai kemasan nasi kotak, kotak kudapan, dan nasi bungkus.

"Karton duplex dan kertas nasi bungkus berwarna coklat terbuat dari kertas daur ulang yang mungkin sudah terkontaminasi dan mengandung tinta cetak, perekat, lilin, bahan pencelup, serta bahan-bahan kimia lainnya," terang dia.

Dia menambahkan kemasan pangan yang aman berbasis kertas adalah karton "food grade" yang tidak akan tembus minyak.

"Kemasan pangan berkategori "food grade" aman dan layak digunakan karena 100 persen terbuat dari serat alami sehingga berwarna putih bersih, tidak berbintik-bintik, serta bebas dari kandungan bakteri dan senyawa berbahaya seperti benzene dan styrene (bahan baku styrofoam). Dari segi lingkungan juga bersifat ramah lingkungan karena terbuat dari serat alami yang mudah terurai," jelas Adjidarmo.

Oleh karena itu, masyarakat dapat lebih waspada ketika membeli produk makanan yang masih menggunakan kertas daur ulang dan beralih menggunakan kemasan pangan berbahan aman makanan yang dapat menjamin kualitas makanan agar tidak rusak serta menjaga kesehatan tubuh.

http://jambi.tribunnews.com/2015/11/07/bahayanya-bila-kertas-koran-digunakan-untuk-bungkus-makanan/
* www.ayojambi.com/