Showing posts with label Polri. Show all posts
Showing posts with label Polri. Show all posts

18 January 2015

6 Fakta Mengharukan Bripda Taufik

Citizen6, Jakarta Ditengah maraknya publik membahas rekening gendut seorang jenderal, menyeruak kabar yang bertolak belakang: ada seorang polisi di Jogja yang berumah di bekas kandang sapi. Polisi yang kini mulai dibahas masyarakat itu adalah Bripda Taufik, nama lengkapnya Muhammad Taufiq Hidayat.
Namun banyak yang belum mengetahui siapa sebenarnya polisi muda itu. Berikut 10 fakta tentang Bripda taufik:

1. Kondisi Rumah Bripda Taufik
Bripda Taufik, menyulap kandang sapi menjadi tempat tinggalnya selama dua tahun ini bukan tanpa alasan. Bripda Taufik terpaksa tinggal di tempat yang tidak layak itu karena orang tuanya bercerai dan rumah yang sebelumnya mereka tinggali dijual oleh ibunya.

Rumah bekas kandang sapi yang luasnya 28 meter persegi itu beralamat di Dusun Jongke Tengah RT 04/23, Sendangadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta.  Rumah itu tak berpintu, hanya selembar kain yang dipakai untuk menutupi dan mengusir angin. Tak ada furniture yang memadai di rumah yang masih berlantai tanah itu.

2. Masih Single
Bripda Tauifik sampai sekarang masih single. Laki-laki yang kini berusia 20 tahun itu mengaku sebelumnya sudah mempunyai pacar. Namun pada Desember 2014 mereka putus karena Bripda Taufik ingin focus meniti karirnya sebagai anggota Polri.

Alasan lainnya alumni SMK N 1 Sayegan tahun 2013 ingin bisa mengontrak rumah yang lebih layak dan adik-adiknya sudah mapan baru dia akan mencari pendamping hidupnya. 

3. Pribadi yang bertanggung jawab
Bribda Taufik harus membiayai tiga adiknya yang masih kecil bersama ayahnya yang seorang buruh serabutan. Kebutuhan sekolah dan makan sehari-hari mereka berdua yang bertanggung jawab berlangsungnya kehidupan keluarga.   Triyanto (50)  ayahnya sebagai single parent harus menanggung beban berat itu.

4. Belum terima gaji pertama
Bripda Taufik alumni adalah seorang polisi yang baru saja menyelesaikan pendidikan tahun 2014 lalu. Menurut sebuah sumber, sampai sekarang ia belum menerima gaji pertamanya. Rencananya gaji pertamanya sebagai polisi akan diserahkan langsung kepada ayahnya.

Melihat kondisi tersebut, para seniornya kemudian mengadakan "saweran". Uang yang terkumpul diserahkan kepada Bripda Taufik untuk membeli kebutuhan makan sehari-hari.

5. Berjalan kaki 7 kilometer
Bripda Taufik setiap hari harus berjalan kaki sejauh 7 kilometer untuk menuju ke Polda DIY. Mendengar ini Gubernur Jakarta Ahok, langsung bersimpati dan rencananya akan memberikan bantuan. Namun ketika Basuki Tjahaya Purnama itu menelepon, Bripda Taufik tidak mengangkatnya.

6. Populer di Social Media 
Bripda Taufik saat ini sedang menjadi bahasan publik. Tidak hanya secara online, namun juga dibahas di media social. Sampai hari ini kata "Bripda Taufik" telah disebut tweeple sebanyak 6408 kali. Meski riuh dibahas, namun belum sampai menjadi Trending Topik dunia.

http://citizen6.liputan6.com/read/2161969/6-fakta-mengharukan-bripda-taufik
* www.ayojambi.com/

16 January 2015

Bripda Taufiq Banjir Simpati Ditawari Kambing Sampai Kendaraan, Ahok Tawari Motor

 
Yogyakarta - Bripda Muhammad Taufiq Hidayat atau Bripda Taufiq, anggota Sabhara Polda DIY mendadak menjadi terkenal. Banyak pihak yang menaruh simpati terhadap Bripda Taufiq yang tinggal di bekas kandang sapi ini.
Dia tinggal bersama keluarganya menempati bekas kandang sapi di Sleman, Yogyakarta. Untuk berangkat dinas ke Polda DIY, dia biasa berjalan kaki dari rumahnya karena tidak memiliki kendaraan. Semangatnya yang luar biasa dengan kondisi yang kekurangan membuat banyak orang menaruh simpati. Sang ayah hanya buruh bangunan. Taufiq ikut tes polisi tanpa membayar uang dan lolos.

Beberapa kali Bripda Taufiq nampak menerima telpon. Ada beberapa pihak yang menawarkan bantuan. Diantaranya akan diberi bantuan kambing dari salah satu anggota polisi senior di Polda Metro Jaya. Bahkan Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama alias Ahok juga menawarkan bantuan motor.

Saat di Dit Sabhara Polda DIY, Kamis (15/1/2015) Bripda Taufik mendapat telpon dari staf Ahok. Staf yang mengaku bernama Ririn tersebut, menawarkan ke Bripda Taufik untuk memilih jenis kendaraan yang diinginkan.

Namun, Bripda Taufik nampak kebingungan untuk menjawab tawaran tersebut. Dia pun lantas menyerahkan telpon kepada Wadir Sabhara Polda DIY AKBP Pri Hartono. Saat ditanya, Taufik sendiri tidak pernah meminta jenis kendaraan apa yang dia mau. Baginya yang penting bisa untuk kerja.

"Terserah, semua motor sama saja, yang penting bisa buat kerja," kata Bripda Taufik.

Wadir Sabhara Polda DIY AKBP Pri Hartono mengatakan, selama menjalani latihan di Sabhara senior-seniornya banyak yang membantunya. Karena memang sebagai polisi baru belum terima gajian. Sebagai atasan, dia berpesan kepada Taufik, agar tidak lupa diri.

http://news.detik.com/read/2015/01/15/172824/2804674/10/bripda-taufiq-banjir-simpati-ditawari-kambing-sampai-kendaraan-ahok-tawari-motor
* www.ayojambi.com/

15 January 2015

Rumahnya Bekas Kandang Sapi, Bripda M Taufik Sudah "Akrab" dengan Ular Berbisa

YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Setiap orang pasti mempunyai keinginan untuk memiliki rumah yang layak huni. Sama halnya dengan Triyanto, ayah dari Bripda M Taufik. Namun, apa daya, penghasilannya sebagai buruh bangunan hanya cukup untuk mengontrak rumah bekas kandang sapi.
"Ya, pengen anak-anak tinggal di tempat yang layak. Tapi, mampunya ini (bekas kandang sapi)," kata Triyanto saat ditemui di rumahnya di Dusun Jongke Tengah, RT 04/RW 23, Desa Sendangadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, Kamis (15/1/2015).

Berada di tengah-tengah kebun dan dikelilingi kandang sapi, rumah semipermanen berukuran 2,5 x 5 meter itu disewanya seharga Rp 750.000 per bulan. Sering kali, hewan-hewan, seperti serangga, kalajengking, dan bahkan ular berbisa, masuk ke rumahnya. Namun, kondisi itu seakan sudah menjadi hal biasa bagi Triyanto, Bripda M Taufik, dan ketiga adik Taufik.

"Ya, ular weling, kobra sebesar lengan, sering. Tapi, kita biarkan. Saya dan anak sudah biasa. Kadang kalau duduk di depan, ular itu lewat," katanya.

Tak hanya soal hewan liar itu, Triyanto dan keluarganya pun hanya bisa menikmati listrik saat maghrib. Sebab, aliran listrik menyatu dengan kandang-kandang sapi.

"Listrik hidup itu baru maghrib. Barengan saat kandang sapi dihidupkan," katanya.

Ia menuturkan, semangat putranya untuk menjadi anggota polisi memang sangat besar, bahkan sudah sejak SMP. Setiap hari, putranya melatih fisiknya dengan berlari keliling desa. Selain melatih fisik, putranya juga rajin berpuasa Senin dan Kamis.

Sebelum mendaftar, M Taufik sengaja berjalan kaki ke rumah neneknya untuk meminta doa restu.

"Saya akui, tekad anak itu luar biasa," tuturnya.

Dengan telah masuknya anak pertama menjadi anggota kepolisian, Triyanto mengaku bersyukur dan gembira. Sebab, dengan segala keterbatasan yang ada, M Taufik mampu berjuang meraih cita-citanya. Dia pun berharap dengan diterimanya Taufik jadi anggota polisi bisa mengubah kondisi kehidupan keluarga.

"Ya, semoga bisa, untuk mengontrak-lah. Setidaknya sedikit lebih layak. Katanya Tafik mau ngontrak rumah kalau gajian pertama," ucapnya.

http://regional.kompas.com/read/2015/01/15/18273581/Rumahnya.Bekas.Kandang.Sapi.Bripda.M.Taufik.Sudah.Akrab.dengan.Ular.Berbisa
* www.ayojambi.com/

Anggota Polri Ini Sudah Dua Tahun Tinggal di Bekas Kandang Sapi


Bripda Taufiq Kadang Jalan Kaki 9 Km ke Mapolda DIY
SLEMAN – Di tengah isu yang menerpa Korps Bhayangkara pasca-penetapan Komjen (pol) Budi Gunawan sebagai tersangka korupsi terkait kepemilikan rekening gendut, ternyata ada satu anggota Polri yang justru harus hidup bersama keluarganya di bangunan bekas kandang sapi. Anggota Polri yang kurang beruntung itu adalah Bripda Muhammad Taufiq Hidayat.
Taufiq adalah anggota polisi Unit Sabhara Polda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Ia rela menerima kenyataan hidup untuk tinggal di sebuah kandang sapi berukuran 4×7 meter di Dusun Jongke Tengah, Sendangadi, Mlati, Sleman.

Ia tinggal bersama ayah dan dua adiknya di tempat sangat sederhana itu yang dulunya kandang sapi. Kondisinya cukup memprihatinkan. Atap rumahnya pun banyak yang berlubang. Sementara beberapa bagian dinding juga menjadi celah masuk cahaya dan angin.

Taufiq adalah anggota Polri kelahiran 25 Maret 1995. Ia mengaku sudah dua tahun menempati rumah bekas kandang sapi itu beserta ayah dan dua adiknya.

Ia mengaku pasrah menerima keadaan itu sembari berharap bahwa profesinya saat ini perlahan-lahan bisa mengubah hidupnya. “Ya cukup khawatir dengan kondisi rumah. Apalagi saat musim hujan seperti sekarang ini,” ujarnya seperti dikutip Radar Jogja.

Pemuda yang kini berusia 18 tahun ini tak jarang harus berjalan kaki sekitar 9 km untuk bertugas di Mapolda DIJ. Jaraknya tidaklah dekat. Namun, ia jalani dengan penuh tanggung jawab berlandaskan tugas di Korps Bhayangkara.

Menyikapi kondisi ini, Dir Sabhara Polda DIJ Kombes Pol Yulza Sulaiman menyatakan rasa bangganya terhadap salah satu anggotanya ini. Apa yang dialami Taufiq, kiranya menjadi motivasi bagi rekan-rekan kerjanya.

Yulza menuturkan, Taufiq merupakan pribadi dengan kemauan keras.“Dia pribadi yang memiliki kemauan keras. Apalagi di tengah kondisinya yang memprihatin-kan,” kata Yulza.(fid/laz/ong/jpnn)

http://www.jpnn.com/index.php?mib=berita.detail&id=281505
* www.ayojambi.com/