Showing posts with label Pucuk. Show all posts
Showing posts with label Pucuk. Show all posts

14 October 2014

Warga Pucuk Minta Pemkot Adil

TRIBUNJAMBI.COM,JAMBI - Aksi penutupan lokalisasi di Jambi masih diwarnai penolakan. Sejumlah warga yang tinggal di kawasan lokalisasi Pucuk atau Payo Sigadung menilai rencana pemerintah untuk menutup lokalisasi merupakan kebijakan sebelah pihak. Mereka menuding pemerintah tidak adil dalam menjalankan perda [Lihat foto: Sosialisasi Pemkot Jambi].
"Kok cuma Pucuk saja yang ditutup, sementara yang diluar masih banyak tempat pelacuran berkedok salon, panti pijat dan karaoke tidak ditutup, "kata Budi Jefri Siahaan, ketua Forum warga Rt 05 Kelurahan Rawasari, Senin (13/10).

Warga juga mengancam akan tetap menjalankan usapa prostitusi disana jika pemerintah terbukti tidak konsisten. "Memang sebagian sudah ada yang pulang, sebagian masih tetap buka,"katanya.

Hal senada juga disampaikan salah seorang mucikari. "Kalau sekarang memang tutup. Tapi, kalau nanti diluar sana mereka tetap buka, kami buka juga. Kenapa takut, disini rumah kami kok. Ada sertifikatnya,"kata salah seorang mucikari yang enggan namanya dikutip. (*)

http://jambi.tribunnews.com/2014/10/13/warga-pucuk-minta-pemkot-adil

* www.ayojambi.com/

13 October 2014

Pemkot Jambi Deklarasi Penutupan Lokalisasi Prostitusi Payo Sigadung

JAMBI – ayojambi.com - Ratusan personil keamanan dari Kepolisian, TNI, Detasemen Polisi Militer dan Satpol PP untuk pengamanan deklarasi penutupan lokalisasi prostitusi Payo Sigadung yang dikenal dengan sebutan Pucuk [Lihat foto: Deklarasi Penutupan Lokalisasi Prostitusi PayoSigadung] (13/10).
Lokalisasi prostitusi terbesar di Provinsi Jambi, Payo Sigadung dengan sebutan nama “Pucuk” yang terletak di RT 04 dan RT 05, Kelurahan Rawasari, Kecamatan Kotabaru, Kota Jambi.

Pemerintah kota Jambi mendeklarisasi penutupan Lokalisasi Payo Sigadung atau Pucuk dan Langitbiru.

Sejumlah warga Pucuk yang berkumpul di dekat lokalisasi menyatakan Pemkot Jambi tidak manusiawi, dengan menutup lokalisasi pucuk dan membiarkan lokalisasi prostitusi berkedok tempat-tempat hiburan seperti CafĂ©, Karaoke, Diskotik dan rumah kos-kosan, “Kalau mau tutup, Pemkot jangan pilih kasih, tutup tempat prostitusi berkedok tempat hiburan malam.” Ujar salah satu warga yang enggan sebut jati dirinya.

Pantauan ayojambi.com dilapangan, rumah-rumah, wisma atau tempat karaoke di Pucuk memang tampak lengang. Pintu-pintu rumah tertutup. Sepinya pucuk ini diketahui sudah terjadi sejak beberapa hari lalu. 

Sedangkan pandangan masyarakat, tujuan Pemkot Jambi sangat baik dengan penutup Lokalisasi Payo Sigadung, namun apakah Pemkot Jambi sudah antisipasi tempat pelarian mencari nafka para Pekerja Seks Komersial (PSK)?, mereka bisa menyebar ke tempat-tempat lain seperti ke kabupaten-kabupaten maupun ke hotel-hotel, tempat hiburan karaoke dan kos-kosan.

Payo Sigadung alias Pucuk, sebagai lokalisasi pekerja seks komersial (PSK), sudah beroperasi sejak lima puluh tahun silam (Romy)
* www.ayojambi.com/

12 September 2014

Ratusan PSK Tuntut Perda No. 2 tahun 2014 Dikaji Lagi

JAMBI, ayojambi.com –Rencana pemerintah Kota Jambi menutup lokalisasi terbesar di Jambi, ditentangan warga RT 05. Mereka menuntut pada pihak DPRD untuk mengkaji ulang Perda nomor 2 Tahun 2014 tentang prostitusi di Jambi, karena dianggap menyusahkan warga Payo Sigadung [Lihat Gambar: Ratusan PSK Tuntut Perda No. 2 tahun 2014 Dikaji Lagi].
Ratusan PSK , tukang ojek, serta beberapa pedagang yang biasa berjualan di Pucuk berunjuk rasa agar Payo Sigadung tak jadi ditutup. “Kawan-kawan jangan menyerah, kita harus pertahankan rumah kita, kita harus pertahankan tempat kita, jangan sampai kita mau di gusur,” kata Yeyen warga RT 05 Kelurahan Rawasari ini.

Dirnya juga ikut dalam pertemuan dengan perwakilan anggota DPRD Kota Jambi bersama beberapa perwakilan warga RT Pucuk lainnya. Dalam pertemuan itu, Gengsi yang juga warga RT 05 mengatakan agar pihak DPRD mengkaji ulang Perda nomor 2 tahun 2014. “Coba lihat, Perda itu akan diberlakukan setelah setahun disahkan, ini belum ada setahun langsung main tutup bae. Mestinya dikaji dulu apa dampaknya buat kami. 1.600 warga di sana, kalau ini ditutup makan apa kami. Di sanalah tempat kami mencari makan,” kata pria  ini.

Sementara, Saipul Anam yang terlihat emosi turut bersuara, pria asal Lampung ini mengatakan gara-gara statement Kepala Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Jambi, Kaspul, di media bahwa Pucuk bakal ditutup pada Oktober mendatang, membuat Pucuk sekarang ini sepi. "Gara-gara Pak Kaspul itu bicara di koran, di TVRI yang bilang Pucuk bulan sepuluh tutup, kami sepi, jadi kami mau makan apa?" ujarnya.

Unjuk rasa penghuni lokalisasi Payo Sigadung atau pucuk dan warga sekitar lokalisasi, di Kantor DPRD Kota Jambi, Jumat (12/9), dijaga ketat aparat kepolisian.

Pengunjukrasa menentang kebijakan pemerintah yang akan menutup lokalisasi terbesar di Kota Jambi itu. Mereka mengatakan kesal atas kebijakan di era pemerintahan Fasha-Sani tersebut.

Riska, satu diantara pengunjukrasa, yang mengaku sebagai penghuni lokalisasi, mengatakan tidak menyangka Fasha-Sani akan menutup lokalisasi itu. "Padahal waktu pemilihan wali kota, kami pilih Fasha," ucapnya kepada tribunjambi.com.

Dia meminta supaya pemerintah mengurungkan niatnya menutup lokalisasi itu. "Bukan cuma kami PSK aja yang makan dari sana, tapi juga warga di sekitar," terangnya.

Sumber: .tribunnews.com
* www.ayojambi.com/