在印尼西爪哇卡拉旺(Karawang)隆重举行,民主改革后第18届元宵节活动。印尼第四任总统瓦希德夫人欣达、卡拉旺县长 Dr.Cellica Nurachadiana、 印尼孔教妇女部主任陈玉娘、印尼孔教最高理事会荣誉主席黄耀德等及关圣帝君庙理事和军警官和信徒近千人参与元宵节活动.
Cellica 县长致词中表示, 我国虽然大多数是信奉伊斯兰教, 我国在1945年宪法就提到“三项宗教和谐”即是:宗教内部、宗教与宗教之间及宗教与政府的和谐。她也希望在她的属下官员及包括孔教信徒在内的华族,大家团结一致,发扬宗教和谐相处精神,共同建设国家,让生活更美好。
黄耀德致词表示,这次的元宵节活动除了抬神轿游街,同时也有Sunda民间舞蹈表演,显出我国多元文化,大家团结一致.
致词完毕瓦希德夫人欣达女士,挥旗启动抬神轿游街开始。向关圣帝君庙开始,经过Arif Rahman Hkaim ,Dewi Sartika街一直回到原地庙宇.
明光报道/Romy摄影
http://www.guojiribao.com/shtml/gjrb/20170221/306227.shtml
Showing posts with label Cap Go Meh 2017. Show all posts
Showing posts with label Cap Go Meh 2017. Show all posts
21 February 2017
14 February 2017
Puluhan Ribu Warga Karawang Sambut Festival Cap Go Meh
KARAWANG - Event tahunan Cap Go Meh di Karawang disaksikan ratusan ribu warga dari berbagai elemen tumpah ruah di rute yang telah ditentukan panitia Cap Go Meh untuk menyaksikan perayaan tahunan Cap Go Meh ke-18 di Karawang.
Cap Go Meh telah dibuka oleh Bupati Karawang dr.Cellica Nurachadiana, dan kirab Cap Go Meh dilepas oleh Ibu Negara RI ke-4 Hj. Dra. Shinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, M. Hum, Minggu (12/2).
Dalam sambutan Bupati Karawang, “walaupun kita semua menyadari bahwa Indonesia sebagai negara yang mayoritas penduduknya beragama islam, namun telah mempelopori pluralisme agama yang tertuang dalam falsafah Pancasila dan UUD Tahun 1945 hingga lahirlah konsep : “Tri Kerukunan Umat Beragama” yaitu kerukunan intern umat beragama, kerukunan antar umat beragama, kerukunan antar umat beragama dengan pemerintah,” ujar Bupati [Lihat Gambar: Kirab Cap Go Meh di Karawang].
Cap Go Meh telah dibuka oleh Bupati Karawang dr.Cellica Nurachadiana, dan kirab Cap Go Meh dilepas oleh Ibu Negara RI ke-4 Hj. Dra. Shinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, M. Hum, Minggu (12/2).
Dalam sambutan Bupati Karawang, “walaupun kita semua menyadari bahwa Indonesia sebagai negara yang mayoritas penduduknya beragama islam, namun telah mempelopori pluralisme agama yang tertuang dalam falsafah Pancasila dan UUD Tahun 1945 hingga lahirlah konsep : “Tri Kerukunan Umat Beragama” yaitu kerukunan intern umat beragama, kerukunan antar umat beragama, kerukunan antar umat beragama dengan pemerintah,” ujar Bupati [Lihat Gambar: Kirab Cap Go Meh di Karawang].
Namun demikian Bupati berharap kepada semua jajaran dibawahnya, untuk senantiasa memberikan pelayanan publik yang sama kepada seluruh lapisan masyarakat termasuk masyarakat Tionghoa, dan termasuk penganut agama khong khu chu, “Marilah kita bangun masa depan bangsa, dengan semangat persatuan dan persaudaraan yang dilandasi semangat kerukunan umat beragama serta raihlah kehidupan yang lebih baik,” harapnya.
Kepolisian Resor Karawang menggelar pengamanan perayaan Cap Go Meh tahun 2017 di Kabupaten Karawang. Kekuatan pengamanan yang dilibatkan sebanyak kurang lebih 300 personel dipusatkan di Kota Karawang yang terdiri dari personel Polres serta Polsek Jajaran. Perayaan Cap Go Meh yang dipusatkan dijantung Kota Karawang dilaksanakan pawai naga dengan jalur rute seperti tahun yang lalu itu mulai dari Jalan Tuparev, Jalan Kertabumi hingga ke Jalan Arif Rachman Hakim / Jalan Niaga hingga balik lagi ke Klenteng Bio Kwan Seng Tee Koen yang berada di Jl. Ir.H.Juanda Nagasari Karawang.
Menurut penuturan ketua Panitia Cap Go Meh, Ws, Wawan Wiratma, yang juga ketua Dewan Kehormatan MATAKIN PUSAT, Kirab Cap Go Meh tahun ini dikolaborasikan dengan Seni Budaya Sunda agar perayaan Cap Go Meh ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Kegiatan kolaborasi dengan budaya Sunda sengaja digelar, agar Festival Cap Go Meh menjadi Spektakuler.
“Diharapkan dengan adanya kolaborasi Kirab Cap Go Meh dengan Kirab Budaya Sunda itu bisa membantu Pemkab Karawang dalam mempromosikan seni budaya, pariwisata dan kuliner khas Karawang.” Imbuh Wawan Wiratma.
“Karawang menjadi contoh kota perlintasan etnis dan budaya yang baik dan sebagai kota yang menjunjung tinggi toleransi beragama." (Romy)* https://www.facebook.com/makinjambi
Kepolisian Resor Karawang menggelar pengamanan perayaan Cap Go Meh tahun 2017 di Kabupaten Karawang. Kekuatan pengamanan yang dilibatkan sebanyak kurang lebih 300 personel dipusatkan di Kota Karawang yang terdiri dari personel Polres serta Polsek Jajaran. Perayaan Cap Go Meh yang dipusatkan dijantung Kota Karawang dilaksanakan pawai naga dengan jalur rute seperti tahun yang lalu itu mulai dari Jalan Tuparev, Jalan Kertabumi hingga ke Jalan Arif Rachman Hakim / Jalan Niaga hingga balik lagi ke Klenteng Bio Kwan Seng Tee Koen yang berada di Jl. Ir.H.Juanda Nagasari Karawang.
Menurut penuturan ketua Panitia Cap Go Meh, Ws, Wawan Wiratma, yang juga ketua Dewan Kehormatan MATAKIN PUSAT, Kirab Cap Go Meh tahun ini dikolaborasikan dengan Seni Budaya Sunda agar perayaan Cap Go Meh ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Kegiatan kolaborasi dengan budaya Sunda sengaja digelar, agar Festival Cap Go Meh menjadi Spektakuler.
“Diharapkan dengan adanya kolaborasi Kirab Cap Go Meh dengan Kirab Budaya Sunda itu bisa membantu Pemkab Karawang dalam mempromosikan seni budaya, pariwisata dan kuliner khas Karawang.” Imbuh Wawan Wiratma.
“Karawang menjadi contoh kota perlintasan etnis dan budaya yang baik dan sebagai kota yang menjunjung tinggi toleransi beragama." (Romy)* https://www.facebook.com/makinjambi
Tiga Kelenteng Meriahkan Pawai Cap Go Meh di Jambi
Tahun ini diperkirakan pengunjung dari berbagai elemen masyarakat yang ingin menyaksikan Festival Cap Go Meh akan mencapai ratusan ribu orang yang datang menyaksikan festival Cap Go Meh.
Sebelum perayaan Cap Go Meh yang akan digelar, tiga kelenteng tersebut, sudah mulai mempersiapkan segala perlengkapan seperti kelenteng Hok Kheng Tong telah mempersiapkan altar sembahyang Tie Kong (Tuhan), sedangkan kelenteng Leng Chun Keng mempersiapkan panggung hiburan karaoke dan kelenteng Sai Che Tien mempersiapkan lampion untuk festival.
Menurut penuturan ketua MATAKIN Kota, Darmadi Tekun, setiap tahun tiga kelenteng selalu bekerja sama untuk perayaan Malam Cap Go Meh, “Puncak Cap Go Meh berlangsung pada Sabtu malam (11/2). Ritual tatung melompati kobaran api menjadi ikon setiap kali perayaan Cap Go Meh. Ini karena ritual yang menusuk nusukkan benda tajam ke tubuh tersebut sangat ditunggu warga. Dipercaya, ritual ini bisa mengusir roh jahat. Warga juga bisa meminta berbagai petunjuk dari roh suci dewa yang merasuki tubuh tatung (manusia) tersebut.
Masing-masing kelenteng menurunkan para roh suci, diantaranya pemindahan Kim Sin (patung roh suci) dinaikan ke kursi tandu (joli). Selain itu ada tradisi tangki tolak bala (tatung), serta parade lampion, arak-arakan umbul-umbul dari masing kelenteng dengan rute Koni IV melintasi Jalan Pangeran Diponegoro-Koni I-Kelenteng Cheng Hong Lao dan kembali ke klenteng Hok Kheng Tong (pusat perayaan cap go meh).
Cap Go Meh melambangkan hari ke-15 dan hari terakhir dari perayaan Tahun Baru Imlek 2568 Kongzili. Istilah ini berasal dari dialek Hokkien. Diartikan sebagai hari kelima belas. Cap berarti Sepuluh, Go berarti Lima, dan Meh berarti Malam.
Puncak ritual mulai digelar sekitar pukul 18.00. Dimulai dengan atraksi pemanggilan roh suci shen ren (Dewa) yang lebih dikenal dengan istilah tatung. Ini dilakukan di kelenteng Hok Kheng Tong, Leng Chun Keng, dan Sai Che Tien. Para tangki (orang yang melakukan atraksi tatung) memanggil arwah dewa. Lalu arwah akan masuk ke tubuh mereka. Saat itulah tangki (tatung) beraksi menusukkan tubuh mereka menggunakan benda tajam. "Tujuannya untuk mengusir roh dan arwah jahat di sekitar kita. Juga memohon perlindungn kepada para Dewa." (Romy)
Subscribe to:
Posts (Atom)