22 June 2016

Peserta Pabbajja Semanera Melepas Jubah


JAMBI, Ayojambi.com – Setelah menjalani pelatihan yang diberikan Bhikkhu dari Majelis Agama Buddha Mahanikaya Indonesia (MBMI) yang dipimpin Guru Besar Acara Pabbajja yakni Bhante Upajjaya. Ketua Acara Pabbajja Samanera sementara di Maha Cetiya Oenang Hermawan, Jalan Makalam No. 10, Kelurahan Cempaka Putih, Kecamatan Jelutung, Kota Jambi dari tanggal 12 sampai 22 Juni 2016 [Lihat ALbum: Samanera Melepas Jubah].
Selama mengikuti latihan para peserta berkewajiban mengikuti peraturan layaknya hidup sebagai seorang Bhikkhu seperti hidup secara mandiri, mulai dari nginap di cetiya/vihara, bangun pagi membersihkan tempat tidur, mandi, makan, cuci piring, cuci pakaian, bersihkan kamar mandi, mengepel lantai cetiya, semua itu mereka lakukan sendiri.

Pada siang tadi (22/6-2016) secara resmi acara Pabbajja Samanera ditutup oleh Bhikkhu Buddha Mahanikaya Indonesia (MBMI) dengan melepasan Jubah Samanera, dengan pelepasan jubah Samanera, maka secara resmi mereka (peserta Pabbajja Samanera) kembali sebagai masyarakat biasa.

Kegiatan Pabbajja Samanera ini untuk pertama kalinya dilaksanakan di Maha Cetiya Oenang Hermawan Jambi diikuti 11 orang peserta, dari usia terkecil 8 tahun dan usia tertua 58 tahun.

Acara berjalan lancar yang diisi dengan puja, kelas, meditasi, bhaakti sosial dan meditasi.

Upacara pelepasan diwarnai dengan kesan-pesan mengenai manfaat-manfaat pabajja serta kesan-kesan dari orangtua maupun wali peserta. ”Sebelum mengikuti Pabbaja Samanera ini, peserta harus mendapat persetujuan keluarga maupun wali dengan catatan peserta berbadan sehat. pasalnya, kehidupan yang dijalani peserta selama 10 hari seperti para Bhikkhu umumnya mulai dari puasa serta meninggalkan semua yang bersifat keduniawian.”

Menurut ibu Alfredick Louis, Suryanti Lo pabbajja adalah kegiatan yang positif untuk membimbing anak agar bisa hidup mandiri dan bisa mendapatkan ilmu pengetahuan dalam ajaran sang Buddha. Ujar Suryanti Lo. (Romy) * www.ayojambi.com/

Bhikkhu dan Samanera Meditasi di Candi Muaro Jambi

JAMBI, Ayojambi.com – Salah satu agenda pembinaan terhadap Samanera (calon bhikkhu) dari Maha Cetiya Oenang Hermawan Jambi adalah melakukan meditasi. Lokasi meditasi adalah candi bekas tempat pendidikan para Bhikkhu, yaitu itu Candi Muaro Jambi yang terletak di Desa Muara Jambi, Keca¬matan Marosebo, Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi.
Kompleks Percandian Muara Jambi merupakan percandian peninggalan agama Buddha terluas di Indonesia, dengan luas sekitar 12 kilometer persegi. Candi yang dipercaya sebagai peninggalan budaya abad XI ini pertama kali ditemukan tentara Inggris sekitar 1820. Kawasan percandian Muarojambi ini diperkirakan dulunya merupakan pusat pembelajaran agama Budha di dunia dan juga budaya secara luas, termasuk mempelajari ilmu pengetahuan lainnya.

Sebelum meditasi di Candi Gumpung, para Bhikkhu dan Samanera melakukan meditasi di Candi Muaro Jambi merupakan tempat suci bagi umat Buddha, Senin, 20 Juni 2016. acara diawali menggeliling Candi Tinggi sambil membaca Parita sebanyak 3 putaran, setelah itu mereka lakukan hal yang sama ditingkat atas.

Selanjutnya para Bhikkhu dan Samanera melakukan meditasi di Candi Gumpung yang tidak jauh dari Candi Tinggi, meditasi dilakukan sampai malam hari.

Candi merupakan tempat pendidikan para Bhikkhu.
Candi Muaro Jambi merupakan buktinya, bahwa istimewa Candi Muaro Jambi. Dahulu kala digunakan sebagai tempat pendidikan Bhikkhu untuk mendalami ajaran Buddha. (Romy)* www.ayojambi.com/

20 June 2016

Dharmasanti Waisak 2560TB Diakhiri Pelepasan Lampion Harapan

JAMBI, Ayojambi.com – Puncak perayaan Dharmasanti Waisak 2560 diselenggara oleh Maha Cetiya Oenang Hermawan Jambi yang digelar di Jalan Makalam No. 10, Kelurahan Cempaka Putih, Kecamatan Jelutung, Kota Jambi, Minggu (19/6). Acara yang dimulai pukul 18.00 WIB dihadiri ratusan umat Buddha [Lihat Gambar: Dharmasanti Waisak 2560/TB].

Perayaan Dharmasanti, merupakan rangkaian terakhir Hari Waisak, yang diselenggarakan oleh Maha Cetiya Oenang Hermawan Jambi setiap tahunnya.
Menurut panitia, Bahwa kegiatan ini baru kali pertama dilaksanakan di Maha Cetiya Oenang Hermawan bertepatan dengan Pabbajja Samanera (Pelatihan Menjadi Bhikkhu) yang dilaksanakan beberapa waktu lalu.

Selain itu, Minggu (19/6) pagi, 12 Bhikkhu dan 11 Samanera melakukan Pindapatta keliling kota Jambi dengan berjalan kaki sepanjang 4KM. Mereka menjalani salah satu tradisi yang disebut Pindapatta yang didahului oleh para Bhikkhu dengan cara berjalan kaki dengan kepala tertunduk sambil membawa Patta (mangkok makanan) untuk menerima persembahan dana makanan, obat2an, amplop merah berisi uang (angpao) dari umat sepanjang jalan guna menunjang kehidupan mereka.

Seusai mengikuti serangkaian acara Dharmasanti Waisak, umat mengikuti Bhakte (Bhikkhu) untuk melepaskan Lampion Harapan di Langit Kota Jambi. (Romy)
* www.ayojambi.com/

19 June 2016

Pindapatta, Melatih Diri Menghargai Pemberian Orang

JAMBI, Ayojambi.com - Minggu pagi (19/6) ke sebelasan peserta Pabbajja Samanera kembali menjalani ujian berjalan di bawah terik matahari tanpa alas kaki sejauh lebih kurang 4 kilometer, mereka berjalan kaki tanpa mengunakan alas kaki bersamaan dengan para Bhikkhu dari Majelis Agama Buddha Mahanikaya Indonesia ( MBMI ) Pusat [Lihat Gambar : Cetiya OenangHermawan Jambi Adakan Pindapatta].
Mereka menjalani salah satu tradisi yang disebut Pindapatta yang didahului oleh para Bhikkhu dengan cara berjalan kaki dengan kepala tertunduk sambil membawa Patta (mangkok makanan) untuk menerima persembahan dana makanan, obat2an, amplop merah berisi uang (angpao) dari umat sepanjang jalan guna menunjang kehidupan mereka.

Mereka keluar dari Maha Cetiya Oenang Hermawan dengan berjalan kaki menelusuri jalan HMO Bafadha, simpang Royal, jalan Gajah Mada, jalan Gatot Subroto, jalan Veteran, Dr. Wahidin, terus ke jalan Mr. M. Roem, Dr. Sam Ratulangi, selanjutnya melintasi Raden Matthaher dan kembali ke Maha Cetiya Oenang Hermawan.
Sepanjang jalan umat yang ingin berdana telah menyiapkan dananya yang akan diberikan kepada Bhikkhu dan Samanera. Kemudian dana berupa makanan ,buah-buahan dan lain-lain) dimasukkan kedalam patta para Bhikkhu/ Samanera.

Makanan yang campur aduk itulah yang akan dimakan oleh para Bhikkhu dan Samanera setelah mereka kembali ke cetiya, tanpa merasa jijik atau tidak suka pada makanan yang diberikan oleh umat, bagi seorang Bhikkhu dan Samanera makanan itu hanyalah untuk kelangsungan hidup, bukan untuk kenikmatan.

Darma Pawarta Oenang (Hasan) peserta Pabbajja Samanera, menjelaskan, Pindapatta merupakan tradisi yang telah berlangsung selama ribuan tahun silam. Pada hari tertentu, para Bhikkhu melatih diri dengan cara menjalani kehidupan sehari-hari secara sederhana, belajar menghargai pemberian orang lain, menyadari bahwa hidup ini adalah bergantung satu sama lain. Mereka juga melatih kesadaran serta merenungkan fungsi utama makan adalah untuk memenuhi kebutuhan jasmani, bukan mencari kenikmatan dunia. (Romy)
* www.ayojambi.com/

17 June 2016

PDI-P Akan Bahas Peluang Risma jadi Cagub DKI

JAKARTA, KOMPAS.com - Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) diminta menjemput Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini ke Jakarta untuk bertarung dalam Pilkada DKI 2017. Permintaan itu disampaikan oleh kelompok "Relawan Risma" di Kantor DPP PDI-P, Jakarta, Kamis (16/6/2016).
Para relawan menginginkan Risma maju menjadi calon gubernur dan diusung PDI-P. Menurut relawan, Risma cukup mumpuni dan pengalamannya memimpin Surabaya dapat dijadikan bekal di Jakarta.

Para relawan juga mengaku mendukung Risma karena tidak puas dengan kinerja Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang berniat maju kembali dalam Pilkada DKI 2017. Pria yang akrab disapa Ahok itu dianggap tidak ideal memimpin Jakarta.

"Tegas bukan arogan. Tegas harus memakai hati nurani. Makanya kita dorong Bu Risma," kata salah satu relawan saat pertemuan dengan DPP PDI-P di Menteng, Jakarta Pusat, Kamis.

Menanggapi usulan tersebut, Ketua Bidang Ideologi dan Kaderisasi DPP PDI-P Idham Samawi mengungkapkan akan menyampaikan usul itu di dalam rapat DPP PDI-P. Sebagai kader dan petugas partai, Risma pun harus taat bila dipilih partai untuk memimpin Jakarta.

"Saya tidak mengatakan mesti Bu Risma, tapi seandainya partai memutuskan Bu Risma harus maju, maka sebagai kader harus tegak lurus (taat)," kata Idham di kantor DPP PDI-P, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis.

Sentuhan Megawati

Idham menambahkan, hingga saat ini partainya masih menggodok beberapa figur yang akan diusung dalam Pilkada DKI 2017. Ia mengakui bahwa saat ini nama-nama yang digodok sudah dikerucutkan.

Namun jumlah dan siapa saja nama-nama calon tak disebutkan. Menurut Idham, nama-nama itu sudah siap disampaikan dalam rapat pimpinan partai.

"Walau sampai saat hari ini di bidang internal sudah ada (nama-nama) sudah selesai. Kami sudah menyiapkan nama-namanya, tapi sampai hari ini belum diputuskan," kata Idham.

Di sisi lain, Idham juga mengingatkan adanya peran sentral dari Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri. Megawati akan ikut dalam menentukan siapa bakal calon gubernur yang diusung PDI-P, termasuk di DKI Jakarta.

"DPP partai dalam hal ini, juga pengalaman yang sudah itu, biasanya kalau itu mencakup gubernur, pasti akan ada sentuhan ketua umum (Megawati), walau pun ketua umum itu ketua DPP," ungkap Idham.

http://megapolitan.kompas.com/read/2016/06/17/08104171/pdi-p.akan.bahas.peluang.risma.jadi.cagub.dki?utm_source=WP&utm_medium=box&utm_campaign=Kknwp
* www.ayojambi.com/

16 June 2016

BREAKING NEWS : Polda Jambi Amankan 1,4 Kg Sabu dari Jaringan Internasional

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Direktorat Reserse Narkoba (Ditresnarkoba) Polda Jambi berhasil mengamankan 4 paket besar narkotika jenis sabu atau seberat 1,442 Kg dari tiga tersangka bandar diduga jaringan internasional.

Tiga tersangka tersebut diamankan di kawasan Desa Kampung Aro, Kecamaran Sekernan, Kabupaten Muaro Jambi, (16/6) malam sekitar pukul 03.00 Wib.
Pantauan di lapangan, selain sabu, barang bukti lainnya yang diamankan, sepucuk senjata api jenis FN berikut 42 butir peluru, 4 unit HP, satu buah keris rencong, emas 68,97 gram dan uang tunai Rp 33 juta lebih.

Ungkap Jaringan Narkoba Internasional di Jambi, Satu Diantaranya Perempuan
Direktorat Narkoba Polda Jambi bekuk enam pengedar narkoba dengan barang bukti sebanyak 1,4 Kg.

Keenam tersangka diamankan di Desa Kayu Aro, Kecamatan Sekernan, Kabupaten Muaro Jambi, Rabu (15/6/2016) malam kemarin.

Disampaikan Kapolda Jambi, Brigjen Polisi Yazid Fanani, keenam tersangka diduga merupakan jaringan peredaran narkoba internasional.

Tertangkapnya keenam tersangka masing masing berinisial, Yi, rk, s, mld, mbn dan hrt.

"Ini bukan jaringan nasional lagi. Ada jnidikasi sudah masuk jaringan internasional," kata Kapolda Jambi, Kamis (16/6/2016) siang.

Dari enam tersangka satu diantaranya merupakan seorang perempuan.

Selain mengamankan barang bukti 1,4 kg sabu, polisi juga turut mengamankan satu senjata api, berikut puluhan amunisi.

Polisi juga mengamankan Rencong senjata tradisional khas Aceh dari salah satu tersangka.

http://jambi.tribunnews.com/2016/06/16/polda-jambi-amankan-14-kg-sabu-dari-tiga-tersangka-bandar-jaringan-internasional

* www.ayojambi.com/

12 Bangunan Candi Baru di Situs Percandian Terbesar di Indonesia yang Ada di Jambi

   
JAMBI - Situs Kompleks Candi Muaro Jambi saat ini mengalami pemugaran satu situs candi yang dimiliki.

Candi tersebut bernama Candi Gumpung 2 yang tepat berlokasi di samping Candi Tinggi yang merupakan candi tertinggi di Komplek Candi Muaro Jambi.

Disampaikan oleh Petugas Arkeolog Pemugaran Candi Gumpung 2, Kurnia Adi mengatakan, Candi Gumpung 2 sudah menjalani waktu 2 bulan dalam pemugarannya.

Pemugaran satu situs candi di area perkomplekan candi terbesar di Indonesia tersebut, memasuki pemugaran tahan 2 bangunan 10 dan 11.
Total pemugaran dalam satu lokasi di komplek percandian Muaro Jambi ini sekitar 12 bangunan dimana bangunan utama sendiri sedang dalam masa pengerjaan.

"Jadi untuk saat ini bangunan 10 dan 11 lah yang harus diselesaikan sampai dengan Desember, total kita ada 12 bangunan di Candi Gumpung 2 ini,"ujar Kurnia, Rabu (15/6).

Seperti yang diketahui, Situs Percandian Muaro Jambi adalah sebuah kompleks percandian agama Hindu-Buddha terluas di Indonesia yang kemungkinan besar merupakan peninggalan Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Melayu.

Kompleks percandian ini terletak di Kecamatan Muaro Sebo, Kabupaten Muaro Jambi, Jambi, Indonesia, tepatnya di tepi Batang Hari, sekitar 26 kilometer arah timur Kota Jambi.

Candi tersebut diperkirakan berasal dari abad ke-11 M. Candi Muaro Jambi merupakan kompleks candi yang terbesar dan yang paling terawat di pulau Sumatera.

Dan sejak tahun 2009 Kompleks Candi Muaro Jambi telah dicalonkan ke UNESCO untuk menjadi Situs Warisan Dunia.

http://jambi.tribunnews.com/2016/06/15/video-akan-ada-12-bangunan-candi-baru-di-situs-percandian-terbesar-di-indonesia-yang-ada-di-jambi* www.ayojambi.com/

15 June 2016

Cetiya Oenang Hermawan Jambi Adakan Pabbajja Samanera

JAMBI, Ayojambi.com – Untuk kali pertama Maha Cetiya Oenang Hermawan Jambi mengadakan “Pabbajja Samanera” yeng lebih dikenal dengan sebutan Melatih Diri Menjadi Bhikkhu dari tanggal 12 sampai 22 Juni 2016, di Maha Cetiya Oenang Hermawan, Jalan Makalam No. 10, Kelurahan Cempaka Putih, Kecamatan Jelutung, Kota Jambi. Pabbajja (Penahbisan) Samanera (calon Bhikkhu) 沙彌和尚 diikuti puluhan umat Buddha di Jambi [Lihat Foto : Pabbajja Samanera].
Satu per satu peserta calon Samanera harus merelakan rambut mereka dipotong (plonco), dan mereka berkewajiban untuk mengikuti segala peraturan yang sehari-hari dilakukan oleh senior mereka (Bhikkhu). Pemotongan rambut diawali dari pihak keluarga secara simbolis, stelah itu baru di plonco oleh para Bhikkhu.

Ada sebelas Bhikkhu dari Majelis Agama Buddha Mahanikaya Indonesia ( MBMI ) yang dipimpin oleh Phramaha Bhodiwongsa Jarn (Ratcha Pandit Thailand)
Ketua Acara Pabbajja Samanera sementara di Maha Cetiya Oenang Hermawan yang diadakan pada tanggal 11 sampai 22 Juni 2016. Yang khusus untuk pencukuran rambut para calon Samanera, mereka terlihat sangat berhati-hati saat pencukuran berlangsung. Para peserta tampak sangat menikmati acara tersebut. Untuk diketahui, samanera adalah posisi atau tingkat yang harus dilalui sebelum seseorang menjadi Bhikkhu. Samanera merupakan panggilan untuk laki-laki. “ namun kedudukannya sama, yaitu harus mengikuti sila-sila yang diajarkan oleh sang Buddha.”

Selama mengikuti latihan para peserta berkewajiban mengikuti peraturan layaknya hidup sebagai seorang Bhikkhu seperti hidup secara mandiri, mulai dari nginap di cetiya/vihara, bangun pagi membersihkan tempat tidur, mandi, makan, cuci piring, cuci pakaian, semua itu mereka lakukan sendiri.

Peserta Pabbajja Samanera tertua adalah Ketua Maha Cetiya Oenang Hermawan, Darma Pawarta Oenang (温福山) 58 tahun dan yang termuda adalah Alfredick Louis 8 tahun. (Romy)
* www.ayojambi.com/

05 June 2016

Keluarga Besar Cetiya Oenang Hermawan Gelar Jalan Santai Keluarga Sehat

JAMBI, Ayojambi.com – Dalam rangka memperingati Hari Raya Tri Suci Waisak 2560BE/ 2016 Keluarga Besar Maha Cetiya Oenang Hermawan Jambi mengadakan Gerak Jalan Santai (5/6-2016) [Lihat Gambar: Gerak Jalan Santai].

Gerak jalan santai dilepas oleh Pembimas Agama Buddha Kementerian Agama Provinsi Jambi, peserta terdiri dari puluhan umat Buddha Provinsi Jambi, dengan rute start dari halaman Cetiya Oenang Hermawan, jalan Makalan No. 10 Kelurahan Cempaka Putih, Kecamatan Jelutung, Kota Jambi melintasi jalan Gatot Subroto, terus ke Raden Mattaher, Husni Thamrin, jembatan Makalam terus melintasi jalan HMO Bafadha dan kembali ke Cetiya Oenang Hermawan Jambi.

Dalam sambutannya baik Pembimas Buddha sangat mengapresiasi kegiatan ini serta mengharapkan agar kedepannya dapat selalu dilaksanakan serta ditingkatkan tentunya untuk selalu menumbuhkan kebersamaan dan kerukunan serta menumbuhkan budaya hidup sehat. Gerak jalan santai keluarga sehat ini diakhiri dengan pembagian berbagai doorprise dari panitia (MultiMedia).

01 June 2016

Ribuan Umat Khonghucu Menghadiri Sejit Hook Hie Te Shien


JAMBI, Ayojambi.com - Perayaan sejit Nenek Moyang Manusia di Tiongkok dirayakan oleh Majelis Agama Khonghucu Indonesia (MAKIN) Sai Che Tien. Perayaan Nenek Moyang Manusia yang bernama Fu Xi “伏羲” di Sai Che Tien Jambi boleh dibilang paling ramai dikunjungi [Lihat Album : Umat Khonghucu Menghadiri Sejit Hook Hie Te Shien].

Saat memasuki kawasan gerbang kelenteng Makin Sai Che Tien, sayup-sayup terdengar suara gendrang diiringi irama suling, suara rohaniawan Taoshe (Sai Kong)  yang tengah membaca So Bun (sejenis surat pemberitahuan) yang dibacakan oleh Lim Tek Chong Taoshe yang sengaja datang dari Tiongkok (China) 伏羲是華人的始祖.
Suasana dalam kelenteng, kilauan sinar dari pancaran lilin-lilin merah menambah keindahan kelenteng yang mayolitas berwarna merah, selain itu aroma wewangian dari gaharu/ hio yang dinyalakan umat Khonghucu.

Dihalaman depan dan samping kiri kanan kelenteng ratusan umat tengah menyaksikan atraksi barongsai dari perkumpulan Hok Liong Sai Jambi, turut menyemarakan acara hari ulang tahun sin beng “Hook Hie Te Shien” yang biasa disebut Fu Xi, selain merayakan haur sin beng, ada juga ritual mempersembahkan sesajian kepada pengawal dewa maupun arwah-arwah (Kho Kun).

Dari pantauan di kelenteng Sai Che Tien, sejak pukul 09.00 pagi umat Khonghucu silih berganti berdatangan ke Klenteng Sai Che Tien yang terletak di Jalan Koni IV, Rt. 02, Kelurahan Talangjauh, Kecamatan Jelutung, Kota Jambi, ada yang sengaja membawa berbagai sesajian dari rumah. Ada sekitar 1000 umat Khonghucu yang hadir, tidak hanya dari Kota Jambi, juga beberapa kabupaten di Provinsi Jambi. Pagi harinya, umat menumpukkan kertas sembahyang yang kemudian dibakar bersama-sama dengan teng lau yang dibuat oleh Liem Tek Chong Taoshe. Ritual dimulai dengan melakukan sembahyang Tien (Tuhan red)  dihalaman depan pintu masuk kelenteng. Sembahyang berlangsung hingga satu jam dengan melantunkan doa-doa.

Ritual lalu dilanjutkan dengan sembahyang sin beng Hook Hie Tee Shien yang digelar di dalam kelenteng. Ini bertujuan untuk memohon doa serta mengundang beberapa sin beng (baca dewa-dewa) untuk datang pada acara tersebut. Setelah itu, ritual dilanjutkan dengan membakar kertas sembahyang yang telah disediakan. Setiap daerah prosesi ritualnya berbeda-beda namun tujuan tetap sama yaitu memohon pelindungan dari sang pencipta alam semesta (Tien) dan para sin beng maupun leluhur.

Menurut Darmadi Tekun, Ketua Makin Sai Che Tien Jambi, tahun ini lebih ramai dari tahun kemarin “Tahun ini meludaknya warga datang sembahyang Hari Ulang Tahun Fu Xi.” Tambah Darmadi Tekun, Fu Xi adalah nenek moyang masyarakat Tionghoa di Tiongkok, beliau yang pertama dititis sebagai Shen Ren (Dewa) bersama Nu Wa.

Fu Xi/ Hook Hie Te Sien yang menciptakan Xian Tian Ba Gua atau alat yang lazim digunakan oleh para ahli feng shui dan Yin Yang yang ditulis dalam kitab San Fen (tiga makam), beliau juga pencipta obat-obat.

Selain itu Fu Xi juga mengajarkan rakyat untuk memasak, menangkap ikan dengan jala, dan untuk berburu dengan senjata yang terbuat dari besi.

Acara diakhir jamuan makan bersama di aula kelenteng Sai Che Tien Jambi. (MultiMedia)
* www.ayojambi.com/