Showing posts with label Kelenteng Sai Che Tien. Show all posts
Showing posts with label Kelenteng Sai Che Tien. Show all posts

09 April 2017

Bagi-Bagi Buku Di Zi Gui Di Klenteng MAKIN Sai Che Tien Jambi


JAMBI - Agama Khonghucu telah diakui oleh Pemerintah Indonesia, sejak Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) menjadi orang nomor satu, dan ia mencabut PP Nomor 14 Tahun 1967 yang melarang kegiatan warga Tionghoa. Namun, hingga kini banyak hak-hak sipil warga Khonghucu yang terabaikan. Salah satunya adalah hak pendidikan Agama Khonghucu bagi siswa-siswi beragama Khonghucu [Lihat Album: Sekolah Minggu Khonghucu Jambi].

Hak pendidikan Agama Khonghucu sebenarnya tertuang di dalam UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003. Di situ disebutkan, peserta didik  wajib mendapatkan pelajaran agama dari guru yang seagama. Karena itulah, sekolah wajib menyedikan guru yang seagama.
Diharapkan sekolah-sekolah di Jambipun bisa menerima dan mengakomodasi amanat undang-undang tersebut, ini merupakan hak pendidikan bagi warga Khonghucu Jambi. Harap Ketua Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (matakin) Provinsi Jambi Darman Wijaya dan Ketua Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (matakin) Koya Jambi Darmadi Tekun, di sela-sela penyerahan buku Di Zi Gui (9/4-2017).

Tambah Darman Wijaya, pentingnya mendidik anak ilmu keagamaan sedini mungkin, karena anak adalah titipan dari Tuhan YME kepada kita. Ini merupakan amanah yang harus dididik dengan sebaik-baiknya. Pendidikan anak harus dimulai sedini mungkin, maka sebagai orangtua harus berperan penting dalam proses pendidikan anak, karena keberhasilan dalam mendidik anak ditentukan dengan bagaimana orangtua memberikan pendidikan dan pengetahuan kepada anak tersebut. Orangtua perlu mengajarkan pendidikan, memberikan bekal baik di dunia maupun di akhirat, agar kelak mereka menjadi orang yang sukses di masa mendatang.

Kita sebagai orangtua, harus membentuk serta membiasakan anak untuk selalu menjalankan perintah Tuhan Yang Maha Esa, serta menjauhi larangannya, agar keluarga terhindar dari siksaan dikemudian hari. Sebagai orangtua kita harus selalu memelihara anak kita agar terhindar dari segala perbuatan yang dilarang oleh agama (Romy). * https://www.facebook.com/makinjambi

08 February 2017

Siswa Sekolah Minggu Khonghucu Jambi Dapat Angpao Imlek 2568

 
 
JAMBI - Jelang perayaan Cap Go Meh 11 Februari 2017 (Cia Gwee Cap Go), sebanyak delapan puluh siswa-siswi Sekolah Minggu Khonghucu, Kelenteng Majelis Agama Khonghucu Indonesia (MAKIN) Sai Che Tien Jambi 占碑省獅仔殿廟宇 Jalan Koni IV, Rt 2, Kelurahan Talangjauh, Kecamatan Jelutung, Kota Jambi, 80 siswa 学生 mendapatkan angpao Tahun Baru Imlek 2568 kongzili dari seorang donatur yang enggan menyebutkan jati dirinya.
Betapa senangnya anak-anak yang menerima angpao dari para guru pembimbing sambil mengucapkan Xin Nian Kuai Le, Wan Shi Ru Yi kepada Lao She 老师, melihat kegembiraan anak-anak menerima angpao.

Menurut guru penanggung jawab Lim Kim Hui 林金辉孔教教师, kita mesti melestarikan budaya bagi-bagi angpao yang ada di setiap perayaan Imlek.

Pimpinan Kelenteng Sai Che Tien Jambi Darmadi Tekun 占碑省獅仔殿廟宇 郑建平主席 didampingi ketua Rohaniawan Matakin Jambi, The Lien Teng 鄭連丁, Minggu (7/2-2017) mengatakan, pemberian angpao ini merupakan tradisi yang harus dilestarikan. "Untuk itu, setiap tahun kami akan bagikan angpao kepada murid-murid Sekolah Minggu Khonghucu Jambi,” ujarnya.

Darmadi Tekun menyatakan, bagi-bagi angpao merupakan simboliknya tahun baru Imlek dengan maksud membagi kebahagiaan bersama. (Romy)
* https://www.facebook.com/makinjambi

02 February 2017

Po Un “补运” Di Kelenteng Sai Che Tien Jambi

JAMBI - Lim Tek Chong taoshe dari Tiongkok kembali memberikan pelayan Po Un “补运” kepada umat Khonghucu Jambi di Jalan Koni, Rt 2, Kelurahan Talangjauh, Kecamatan Jelutung, Kota Jambi. Setiap awal Tahun Baru Imlek, umat Khonghucu Jambi mengikuti ritual Po Un 补运 di Kelenteng Majelis Agama Khonghucu Indonesia (MAKIN) Sai Che Tien 占碑狮仔殿孔教庙 (1/2-2017), tujuan Po Un 补运 adalah untuk memohon Berkah dan Keselamatan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Ujar The Lien Teng, “Po Un adalah salah satu tradisi yang telah mendarah daging dikalangan umat Khonghucu di Tiongkok. Maka, bagi warga yang beragama Khonghucu setiap tahun selalu menggelar ritual tersebut di kelenteng-kelenteng”. katanya. Tujuan Po Un, untuk memohon kepada Tuhan dan para suci sen ren (dewa-dewi) agar terhindar dari jiong (konflik) dengan Tai Sui pada tahun-tahun tertentu
Dari pantauan di lapangan, prosesi Pu Un yang dilakukan di Kelenteng Sai Che Tien Jambi berbeda dangan Po Un di tempat-tempat lain, jika di Kelenteng Sai Che Tien, setiap peserta atau perwakilan dari keluarga Po Un wajib mengikuti taoshe keliling altar sebanyak 12 putaran, sedangkan di tempat lain, peserta cukup bawa baju, lalu di stempel selesai.

Menurut salah satu peserta dari kawasan Payo Selincah yang telah mengikuti Po Un sebanyak empat kali menyatakan, prosesi di kelenteng ini jauh berbeda dengan kelenteng-kelenteng lainnya, di kelenteng lain baju kita hanya dikipas-kipas saja, tanpa adanya ritual keliling altar, “Di kelenteng lain Po Un, pakaian kita hanya dikipas-kipas saja”, ujar warga tersebut.

Boleh dibilang peserta Po Un merasa capek, karena peserta mesti keliling altar roh suci Nabi Fu Xi sebanyak 12 kali, namun peserta juga merasa puas lantaran bisa langsung ikut dalam prosesi Po Un yang memakan waktu lebih dari 2 jam. (Romy)

Sesajian untuk ritual Po Un, biasanya yang harus disiapkan adalah :
1. Dupa / hio dan lilin merah (disediakan pihak panitia).
2. Satu mangkok wajek (disediakan pihak panitia).
3. Telor ayam dikasih warna merah (disediakan pihak panitia).
4. Sejumlah kertas hu (disediakan pihak panitia).
5. Satu bungkus bunga Mie Swa (disediakan pihak panitia).
6. Baju tiap-tiap anggota keluarga yang mau di Po Un (dibawa oleh warga yang mau Po Un).
7. Gambar bentuk orang dewasa (kepala keluarga) wanita (ibu) dan anak laki-laki maupun perempuan.
8. Kertas warna pink bertulisan nama-nama yang mau Po Un, mulai dari kepala keluarga, istri, anak laki-laki/ perempuan serta keluarga yang ikut dalam rumah seperti kakek/Nenek/Kakak dan lain sebagainya berikut tanggal kelahiran (shio). Seusai mengelilingi altar lalu taushe (saikong) membaca satu persatu nama Po Un, tidak boleh serentak seperti penyelenggara lainnya.

Tahapannya berikutnya adalah :
1, Semua persembahan dimasukan ke dalam keranjang plastik dan disusun diatas meja merah.
2. Lalu taushe (saikong) membaca mantera (mengudang para shen ming (dewa-dewi), untuk awal Po Un, upacara ini bisa memakan waktu lebih kurang dua jam, selanjutanya hanya memakan waktu 1 jam.
3. Setiap peserta Po Un berkewajiban untuk mengikuti tahapan demi tahapan dengan mengitari altar utama, yakni Hoo Hie Tee Shien (Nabi Fu Xi) dan melintasi jembatan yang terbuat dari kayu sambil menyebut Kuwei (bahasa Hokkien) liwatlah. Seusai prosesi panitia menstempel lambang para suci pada bagian pundak baju/ pakaian, baju yang distempel ini dipakai oleh para peserta Po Un selama 3 hari berturut.
4. Setelah itu, maka tinggal membakar semua kertas sembahyang yang udah di berkati.
5. Terakhir peserta membawa pulang semuanya, baju untuk dipakai, Mie Swa dimasak dan dimakan bersama telor merah (melambangkan panjang umur).
6. Kertas Hu untuk dipakai oleh peserta. (Romy)

29 December 2016

占碑狮仔殿孔教会庆祝母亲节

 
 
 
 
母亲恩重如山 孩儿难报母亲恩
坐落在第波尼科罗Koni IV 惹罗东的占碑狮仔殿孔教会 ,于12月25日上午,举行纪念母亲节活动. 出席者有:占碑省孔教最高理事会主席黄春回、印度尼西亚孔教妇女郑华玲主席 、占碑孔教会副主席胡玉志、占碑龙春宫孔教会林永祥、占碑义锋堂孔教会胡玉祥、占碑福神堂孔教会黄汉雄, 这次活动有孔教礼拜补习班的学生参与并为家长洗脚以报达母亲之恩及余兴节目。

  占碑狮仔殿孔教会郑建平致词说,今日是个伟大的日子,因为全世界的人沉醉在母爱的怀抱里,庆祝这伟大的母亲节。他说,母爱对我们的牺牲太大了,有时我们会遗忘掉,当母亲脸上的皱纹,可见到母亲老了,但母亲从来没有向我们要求什么,或要获得孩子们的同情,或要孩子们给予出国旅行的机会,反之她们想到的是孩子的生活起居和健康等的母爱关怀。

  黄春回致词说,母亲之恩是难报的,爱母亲比爱自己更重要,母爱是伟大的。我们的爱根本是不能与母亲的爱相比。希望在这母亲节,我们要能知恩报恩。

  节目最后也对孔教礼拜补习班学生颁发礼品,而圆满结束。
  学科报道/Romy供图

http://www.guojiribao.com/shtml/gjrb/20161229/300288.shtml

26 December 2016

Umat Khonghucu Jambi Merayakan Hari Ibu


JAMBI – Untuk kali pertama Kelenteng MAKIN Sai Che Tien Jambi  占碑獅仔殿孔教會 Jalan Pangeran Diponegoro, Lorong KONI IV, Rt. 02, Kelurahan Talangjauh, Kecamatan Jalutung, Kota Jambi mengadakan perayaan Hari Ibu 母親節. Untuk menyambut dan memeriahkan hari ibu yang jatuh pada tanggl 22 Desember, maka MAKIN Sai Che Tien adakan pada hari Minggu (25/12-2016) pagi, acara Hari Ibu kali ini diawali Lagu Indonesia Raya, selanjutnya Lagu Padamu Negeri, terus pambacaan Puisi oleh Siswa Sekolah Minggu Khonghucu, Pemberian Bunga kepada sang ibu tercinta, lalu mencuci kaki sang ibu dan memohon ampun kepada kedua orang tua, acara ditutup dengan aneka hiburan dari anak Sekolah Minggu (孔教礼拜补习班), terlihat beberapa ibu sempat menetiskan air mata [Lihat Foto: Kegiatan Hari Ibu].
Menurut Ketua Kelenteng MAKIN Sai Che Tien Jambi Darmadi Tekun (占碑獅仔殿孔教會郑建平主席) Hari ini adalah hari yang sangat special, karena hari ini merupakan hari dimana insan di seluruh dunia sedang mengenang atau menikmati kebersamaan dengan orang yang melahirkannya di atas dunia.  “Pengorbanan Seorang Ibu Yang Tulus Seringkali Kita Lupakan”, Kita jarang sekali melihat atau memperhatikan ibunda kita yang jalannya sudah tertatih-tatih, karena usianya sudah tua, namun mereka tidak pernah mengeluh dan mengemis minta belas kasih dari sang anak-anaknya, apalagi mereka diajak jalan-jalan.

Ikut hadir dalam acara Hari Ibu,Ketua Perempuan Khonghucu Indonesia (Perkhin), Herwai (郑华玲主席),Wakil Ketua MATAKIN Jambi, Alex Sujanto 占碑孔教會副主席胡玉志, Pengurus MAKIN Leng Chun Kheng 占碑龍春宮孔教會林永祥,Pengurus MAKIN Gi Hong Tong 占碑義鋒堂孔教會胡玉祥, Pengurus MAKIN Hok Sin Tong 占碑福神堂孔教會黄汉雄, Pengurus MAKIN Hok Kheng Tong 占碑福慶堂孔教會李水連.

Salah satu poin penting dalam sambutan Ketua MATAKIN Provinsi Jambi Darman Wijaya (占碑省孔教最高理事會主席黄春回), mengatakan, Jasa-jasa ibu pada kita sungguh tak terhingga, kita tak akan bahkan tak mungkin kita bisa membalasnya, dan seberapa besar pun kita mencintai ibu kita, jika dibandingkan dengan cinta ibu kepada diri kita, maka kita akan menemukan bahwa cinta kita sebenarnya bukanlah apa-apa dibanding cinta dan kasih sayang ibu pada diri kita.!

Maka pada hari ini, pada hari ibu ini yang berbahagia ini, kita diharapkan bisa mengambil hikmah yang mendalam tentang pentingnya peranan ibu bagi kita, sosok yang tak tergantikan oleh siapapun, sosok yang selalu ada ketika kita membutuhkannya, sosok yang selalu rindu ketika kita melupakannya, sosok yang selalu memaafkan ketika kita berbuat salah padanya. Semoga hari ini menjadi momentum terbaik bagi kita untuk mengenang kembali jasa-jasa ibu sehingga kita bisa lebih menghargai beliau, lebih meng hormati beliau dan selalu untuk berbakti kepada beliau.

Acara diakhiri pembagian hadiah kepada siswa-siswi Sekolah Minggu Khonghucu yang berprestasi. (Romy)
* https://www.facebook.com/makinjambi

01 June 2016

Ribuan Umat Khonghucu Menghadiri Sejit Hook Hie Te Shien


JAMBI, Ayojambi.com - Perayaan sejit Nenek Moyang Manusia di Tiongkok dirayakan oleh Majelis Agama Khonghucu Indonesia (MAKIN) Sai Che Tien. Perayaan Nenek Moyang Manusia yang bernama Fu Xi “伏羲” di Sai Che Tien Jambi boleh dibilang paling ramai dikunjungi [Lihat Album : Umat Khonghucu Menghadiri Sejit Hook Hie Te Shien].

Saat memasuki kawasan gerbang kelenteng Makin Sai Che Tien, sayup-sayup terdengar suara gendrang diiringi irama suling, suara rohaniawan Taoshe (Sai Kong)  yang tengah membaca So Bun (sejenis surat pemberitahuan) yang dibacakan oleh Lim Tek Chong Taoshe yang sengaja datang dari Tiongkok (China) 伏羲是華人的始祖.
Suasana dalam kelenteng, kilauan sinar dari pancaran lilin-lilin merah menambah keindahan kelenteng yang mayolitas berwarna merah, selain itu aroma wewangian dari gaharu/ hio yang dinyalakan umat Khonghucu.

Dihalaman depan dan samping kiri kanan kelenteng ratusan umat tengah menyaksikan atraksi barongsai dari perkumpulan Hok Liong Sai Jambi, turut menyemarakan acara hari ulang tahun sin beng “Hook Hie Te Shien” yang biasa disebut Fu Xi, selain merayakan haur sin beng, ada juga ritual mempersembahkan sesajian kepada pengawal dewa maupun arwah-arwah (Kho Kun).

Dari pantauan di kelenteng Sai Che Tien, sejak pukul 09.00 pagi umat Khonghucu silih berganti berdatangan ke Klenteng Sai Che Tien yang terletak di Jalan Koni IV, Rt. 02, Kelurahan Talangjauh, Kecamatan Jelutung, Kota Jambi, ada yang sengaja membawa berbagai sesajian dari rumah. Ada sekitar 1000 umat Khonghucu yang hadir, tidak hanya dari Kota Jambi, juga beberapa kabupaten di Provinsi Jambi. Pagi harinya, umat menumpukkan kertas sembahyang yang kemudian dibakar bersama-sama dengan teng lau yang dibuat oleh Liem Tek Chong Taoshe. Ritual dimulai dengan melakukan sembahyang Tien (Tuhan red)  dihalaman depan pintu masuk kelenteng. Sembahyang berlangsung hingga satu jam dengan melantunkan doa-doa.

Ritual lalu dilanjutkan dengan sembahyang sin beng Hook Hie Tee Shien yang digelar di dalam kelenteng. Ini bertujuan untuk memohon doa serta mengundang beberapa sin beng (baca dewa-dewa) untuk datang pada acara tersebut. Setelah itu, ritual dilanjutkan dengan membakar kertas sembahyang yang telah disediakan. Setiap daerah prosesi ritualnya berbeda-beda namun tujuan tetap sama yaitu memohon pelindungan dari sang pencipta alam semesta (Tien) dan para sin beng maupun leluhur.

Menurut Darmadi Tekun, Ketua Makin Sai Che Tien Jambi, tahun ini lebih ramai dari tahun kemarin “Tahun ini meludaknya warga datang sembahyang Hari Ulang Tahun Fu Xi.” Tambah Darmadi Tekun, Fu Xi adalah nenek moyang masyarakat Tionghoa di Tiongkok, beliau yang pertama dititis sebagai Shen Ren (Dewa) bersama Nu Wa.

Fu Xi/ Hook Hie Te Sien yang menciptakan Xian Tian Ba Gua atau alat yang lazim digunakan oleh para ahli feng shui dan Yin Yang yang ditulis dalam kitab San Fen (tiga makam), beliau juga pencipta obat-obat.

Selain itu Fu Xi juga mengajarkan rakyat untuk memasak, menangkap ikan dengan jala, dan untuk berburu dengan senjata yang terbuat dari besi.

Acara diakhir jamuan makan bersama di aula kelenteng Sai Che Tien Jambi. (MultiMedia)
* www.ayojambi.com/

24 February 2016

Sai Che Tien Gelar Pemberkatan Pernikahan

JAMBI, ayojambi.com – Sejak hak sipil agama Khonghucu diakui pemerintah bersama agama lainnya, maka saat ini umat Khonghucu sudah mulai melakukan pernikahan di Kelenteng-kelenteng, ini dapat dilihat dari pemberkatan pernikahan Susaman dan dengan Trisnawati yang dilakukan di Kelenteng Sai Che Tien Jalan Pangeran Diponegoro, Lorong KONI IV, Rt. 02, Kelurahan Talangjauh, Kecamatan Jalutung, Kota Jambi.

"Sampai saat ini sudah ada ratusan pasang penganten yang menikah di MAKIN kelenteng Sai Che Tien Jambi dan ini memang suatu hal yang menggembirakan bagi umat Khonghucu. Kalau ada umat yang ingin menikah di sini, kami sangat senang karena dapat melayani umat Khonghucu di Kelenteng," sebut ketua kelenteng Sai Che Tien Darmadi Tekun/ The Kien Peng (23/2-2016).
Pemberkatan pernikahan adat Khonghucu selain di kelenteng Sai Che Tien Jambi juga dapat dilakukan di kelenteng dibawah naungan MATAKIN kota Jambi, pemberkatan dipimpin rohaniawan umat Khonghucu, The Lien Teng.

Pada kesempatan itu juga Kien Peng juga mengakui bahwa pihaknya juga terus berusaha untuk menyosialisasikan keberadaan MAKIN Jambi. Hal tersebut dikarenakan selama ini umat Khonghucu Jambi banyak yang enggan pemberkatan pernikahan di Klenteng, makanya ke depan pihaknya terus berusaha untuk menyosialisasikan masalah pernikahan umat Khonghucu.

“Pernikahan adalah pangkal peradaban sepanjang masa, pernikahan bermaksud memadukan dan mengembangkan benih kebaikan dari dua jenis manusia yang berlainan keluarga.” Pernikahan bukan bermaksud menceraikan seseorang dari ayah bundanya karena telah membentuk keluarga yang baru, melainkan bersifat menyatukan keluarga yang satu dengan yang lain, memupuk persaudaraan yang luas diantara sesama manusia sehingga terasalah bahwa di Empat penjuru lautan manusia itu bersaudara.

Menurut agama Khonghucu adalah “salah satu tugas suci manusia yang memungkinkan manusia melangsungkan sejarahnya dan mengembangkan benih-benih firman Thian, Tuhan Yang Maha Esa, yang berwujud kebajikan, yang bersemayam di dalam dirinya serta, selanjutnya memungkinkan manusia membimbing putra dan putrinya”.

Dengan ditetapkannya Undang-undang Republik Indonesia No. 1 Tahun 1974 tentang perkawinan, maka telah dikeluarkan hukum perkawinan agama Konghucu di Indonesia pada Tahun 1975. Menurut agama Konghucu, bila seseorang hendak melakukan perkawinan, maka ia diharukan terlebih dahulu diharuskan untuk mengetahui hukum perkawinannya.

Ada beberapa hal yang perlu diketahui oleh kedua calom mempelai. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut :

Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita dengan tujuan membentuk keluarga bahagia dan melangsungkan keturunan berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Dasar perkawianan umat Khonghuchu adalah monogamy demi tercapainya tujuan perkawinan yang suci murni. (Romy)
* www.ayojambi.com/

12 February 2016

Po Un (Kias) Untuk Memohon Berkah dan Keselamatan Keluarga

JAMBI, ayojambi.com – Majelis Agama Khonghucu Indonesia (MAKIN) Sai Che Tien, Jumat (12/2-2016 pagi, melakukan ritual Po Un (kias) 保運 untuk memohon Berkah dan Keselamatan, prosesi Po Un dilakukan selama 3 hari dipimpin oleh Lim Tek Chong Taoshe “中國道士林澤宗”dari Tiongkok di Jalan Koni, Rt 2, Kelurahan Talangjauh, Kecamatan Jelutung, Kota Jambi [Lihat Foto: Prosesi Po Un di Pinpim oleh Lim Tek Chong Taushe dari Tiongkok].
Perayaan imlek bagi umat Khonghucu di Kota Jambi tidak hanya bermakna kebahagiaan. Tetapi yang terpenting adalah, bagaimana umat Khonghucu meningkatkan ketaatan kepada sang pencipta.

Melalui salah satunya ritual Po Un, ritual keagamaan yang rutin dilaksanakan setiap tahun di MAKIN Sai Che Tien Jambi “印尼占碑省獅仔殿廟宇”. Dimulai empat hari pasca Imlek hingga menjelang Cap Go Meh mendatang.

Po Un bagi umat Khonghucu merupakan sebuah upacara metolak balak. Bagi Umat Khonghucu, selain sebagai bentuk ke taatan kepada sang pencipta. Ritual ini juga diyakini mampu menghindarkan seseorang dari balak di tahun Monyet (ciong).

Seperti terlihat pada Jumat (12/2) pagi di Kelenteng Sei Che Tien. Sejak pukul 09.00 WIB, puluhan umat terlihat khusuk mengikuti proses Po Un yang dipimpin oleh Lim Tek Chong Taoshe dari Tiongkok dengan doa-doa yang dipanjatkan di depan altar para suci Hok Hie Tee Shien (Nabi Fu Xi 伏羲).

Hasil pantauan di lapangan, setiap umat Khonghucu yang ikut prosesi “Po Un” wajib membawa pakaian sehari-hari, sedangan sesajian lain telah dipersiapkan oleh pihak kelenteng (panitia po un), seperti Mie Sua, Ketan Merah (Wajik), Telor Merah, Kim Cua (kertas sembahyang), bentuk gambar terbuat dari kertas diantaranya kepala keluarga, istri dan anak laki-laki maupun perempuan. Setiap peserta Po Un mengikuti Taoshe mengeliling dupikat jembatan sebanyak 12 kali dengan membawa sesajian, sedangkan sesajian seperti Mie Sua, Ketan Merah (Wajik), Telor Merah sebagai simbol panjang umur. baju yang distempel ini nantinya akan dipakai selama 3 hari berturut.

Menurut Rohaniwan Majelis Agama Khonghucu Indonesia (MAKIN) klenteng “Sai Che Tien”, The Lien Teng 鄭連丁, bahwa “Ritual ini bertujuan untuk meminta keselamatan dengan membawa pakaian yang akan digunakan oleh umat Khonghucu tersebut”.

Tambah The Lien Teng, “Po Un adalah salah satu tradisi yang telah mendarah daging dikalangan umat Khonghucu di China. Maka, bagi warga yang beragama Khonghucu selalu menggelar ritual tersebut di kelenteng-kelenteng setiap tahun”. katanya.

Bahwa ritual tersebut sudah dilakukan sejak ribuan tahun silam (sebelum masehi) oleh umat Khonghucu di China, “Hanya dilakukan oleh agama Khonghucu”. Sehingga untuk mempertahankan ritual tersebut, sampai saat ini warga Tionghoa tetap menggelar acara tersebut. Mereka percaya bahwa setiap orang yang lahir memiliki chiong/ kias dari masing-masing shio. Maka chiong inilah yang harus dicocokkan dengan shio setiap orang dan shio setiap tahunnya, tahun ini adalah shio Monyet Api yang chiong dengan shio berat dengan Harimau Putih, dan Anjing, Babi, Naga, Kerinci dan Tikus.
 
Dalam tradisi Tionghoa kuno dikenal sebuah upacara Po Un. Banyak kalangan salah tafsir dikira sama dengan Ci Suak. Padahal dua hal yang berbeda sama sekali. Po = menambah, Un = Un Gie = energi (menambah energi). Karena itu mestinya dilakukan hanya pada orang yang habis kena jiong (sengkala). (Romy)
* www.ayojambi.com/

15 March 2015

Lim Tek Chong Taoshe Pimpin Po Un Untuk Memohon Berkah

 Po Un selain diikuti umat biasa, juga diikuti wakil ketua MATAKIN 
Prov Jambi Alex Sujanto beserta istri dan wakil ketua
 Perkumpulan ANKE Edyson beserta istri
Wakil ketua MATAKIN Prov Jambi Alex Sujanto
 Wakil ketu Perkumpulan ANKE Edyson
 
JAMBI, ayojambi.com - Puluhan umat Khonghucu mengikuti ritual Po Un terakhir di Majelis Agama Khonghucu Indonesia (MAKIN) Kelenteng Sai Che Tien Jambi (15/3), Untuk memenuhi permintaan umat di Jambi, Lim Tek Chong Taoshe sengaja datang dari Sumatera Selatan (Palembang), prosesi Po Un ini adalah terakhir dilakukan di Jambi, maka sebanyak 23 kepala keluarga mengikuti ritual sejak pukul 09.30 WIB di Jalan Koni, Rt 2, Kelurahan Talangjauh, Kecamatan Jelutung, Kota Jambi [Lihat Gambar; Po Un di Kelenteng Sai Che Tien Jambi].
Antara puluhan peserta Po Un, terdapat wakil ketua Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (MATAKIN Alex Sujanto beserta istri dan wakil ketua Perkumpulan Aneka Kesejahteraan (ANKE) Edyson beserta istri mengikuti tahapan Po Un dengan mengelilingi altar Nabi Khonghucu (Fu Xi) sebanyak 12 putaran. 

Menurut Alex Sujanto, tahun ini agak terlambat mengikuti Po Un, “Biasanya sudah mengikuti Po Un awal Imlek”, karena awal imlek sedang berada diluar daerah bersama keluarga.

Po Un selain diikuti umat dari Jambi, juga ada peserta yang sengaja datang dari luar daerah, seperti datang dari Pakanbari (Riau) dan Selat Panjang (kepri), mereka setiap tahun selalu mengikuti ritual tersebut di Jambi serta mereka memandang Po Un yang dipimpin Lim Tek Chong Taoshe dari China berbeda dengan Po Un yang diselenggara oleh pihak lain. Tradisi Po Un tersebut sudah ada sejak jaman nenek moyang masyarakat Tionghoa yang beragama Khonghucu, meskipun ada perbedaan dalam tatacara pelaksana di masing-masing kelenteng, namun tujuanya sama yakni untuk meminta keselamatan. (Romy) 
* www.ayojambi.com/