Showing posts with label Nabi Fu Xi. Show all posts
Showing posts with label Nabi Fu Xi. Show all posts

01 June 2016

Ribuan Umat Khonghucu Menghadiri Sejit Hook Hie Te Shien


JAMBI, Ayojambi.com - Perayaan sejit Nenek Moyang Manusia di Tiongkok dirayakan oleh Majelis Agama Khonghucu Indonesia (MAKIN) Sai Che Tien. Perayaan Nenek Moyang Manusia yang bernama Fu Xi “伏羲” di Sai Che Tien Jambi boleh dibilang paling ramai dikunjungi [Lihat Album : Umat Khonghucu Menghadiri Sejit Hook Hie Te Shien].

Saat memasuki kawasan gerbang kelenteng Makin Sai Che Tien, sayup-sayup terdengar suara gendrang diiringi irama suling, suara rohaniawan Taoshe (Sai Kong)  yang tengah membaca So Bun (sejenis surat pemberitahuan) yang dibacakan oleh Lim Tek Chong Taoshe yang sengaja datang dari Tiongkok (China) 伏羲是華人的始祖.
Suasana dalam kelenteng, kilauan sinar dari pancaran lilin-lilin merah menambah keindahan kelenteng yang mayolitas berwarna merah, selain itu aroma wewangian dari gaharu/ hio yang dinyalakan umat Khonghucu.

Dihalaman depan dan samping kiri kanan kelenteng ratusan umat tengah menyaksikan atraksi barongsai dari perkumpulan Hok Liong Sai Jambi, turut menyemarakan acara hari ulang tahun sin beng “Hook Hie Te Shien” yang biasa disebut Fu Xi, selain merayakan haur sin beng, ada juga ritual mempersembahkan sesajian kepada pengawal dewa maupun arwah-arwah (Kho Kun).

Dari pantauan di kelenteng Sai Che Tien, sejak pukul 09.00 pagi umat Khonghucu silih berganti berdatangan ke Klenteng Sai Che Tien yang terletak di Jalan Koni IV, Rt. 02, Kelurahan Talangjauh, Kecamatan Jelutung, Kota Jambi, ada yang sengaja membawa berbagai sesajian dari rumah. Ada sekitar 1000 umat Khonghucu yang hadir, tidak hanya dari Kota Jambi, juga beberapa kabupaten di Provinsi Jambi. Pagi harinya, umat menumpukkan kertas sembahyang yang kemudian dibakar bersama-sama dengan teng lau yang dibuat oleh Liem Tek Chong Taoshe. Ritual dimulai dengan melakukan sembahyang Tien (Tuhan red)  dihalaman depan pintu masuk kelenteng. Sembahyang berlangsung hingga satu jam dengan melantunkan doa-doa.

Ritual lalu dilanjutkan dengan sembahyang sin beng Hook Hie Tee Shien yang digelar di dalam kelenteng. Ini bertujuan untuk memohon doa serta mengundang beberapa sin beng (baca dewa-dewa) untuk datang pada acara tersebut. Setelah itu, ritual dilanjutkan dengan membakar kertas sembahyang yang telah disediakan. Setiap daerah prosesi ritualnya berbeda-beda namun tujuan tetap sama yaitu memohon pelindungan dari sang pencipta alam semesta (Tien) dan para sin beng maupun leluhur.

Menurut Darmadi Tekun, Ketua Makin Sai Che Tien Jambi, tahun ini lebih ramai dari tahun kemarin “Tahun ini meludaknya warga datang sembahyang Hari Ulang Tahun Fu Xi.” Tambah Darmadi Tekun, Fu Xi adalah nenek moyang masyarakat Tionghoa di Tiongkok, beliau yang pertama dititis sebagai Shen Ren (Dewa) bersama Nu Wa.

Fu Xi/ Hook Hie Te Sien yang menciptakan Xian Tian Ba Gua atau alat yang lazim digunakan oleh para ahli feng shui dan Yin Yang yang ditulis dalam kitab San Fen (tiga makam), beliau juga pencipta obat-obat.

Selain itu Fu Xi juga mengajarkan rakyat untuk memasak, menangkap ikan dengan jala, dan untuk berburu dengan senjata yang terbuat dari besi.

Acara diakhir jamuan makan bersama di aula kelenteng Sai Che Tien Jambi. (MultiMedia)
* www.ayojambi.com/

16 June 2015

占碑华人庆祝伏羲帝仙圣诞千秋隆重举行

 
 
 
 
礼请中国道士林泽宗主持 千多人参与法会

【本报讯】6月12日上午,庆祝伏羲帝仙圣诞千秋法会,在占碑省占碑埠哥尼区獅仔殿隆重举行.筹委礼请来自中国道士林泽宗主持法会,法会肃穆,场面热闹。占碑孔教理事主席黄春回、葉进全主席及郑建平主席等及千多虔诚信徒参与法会 [Lihat Foto:伏羲是]

筹委郑建平主席表示,伏羲是华人的根之所在 ,也可说伏羲是華人的祖仙。以伏羲时代为标帜,中华民族从蒙昧跨入了文明的门槛。。我们尊崇伏羲,敬重伏羲,时常为伏羲坚韧不拔的奋斗精神所感召,所激励。

黃春回表示,伏羲帝仙在孔教里是受广大信徒的遵从和祈拜。+伏羲画八卦、结网罟、取火种、兴嫁娶、造书契、创乐器,一系列的发明创造,犹如永不熄灭的明灯,照亮了中国几千年的历史。

法会在林泽宗道士念咒诵唱后,众人祈拜后,祈祷国泰民安、六时吉祥,一帆风顺。随后,是由乩童为信徒开药方及护身符。

本报记者明光报道/ Romy供图

http://www.guojiribao.com/shtml/gjrb/20150616/223033.shtml

12 June 2015

Umat Khonghucu Memperingati Hari Besar Fu Xi


JAMBI, ayojambi – Lebih dari 1000 umat Khonghucu di Jambi memperingati Hari Besar Shenming Hook Hie Tee Shien atau hari kelahiran Fu Xi 慶祝伏羲帝仙聖誕千秋, di Kelenteng Sai Che Tien Jambi 印尼占碑省占碑埠哥尼區獅仔殿, Jumat (12/6/2015). Fu Xi diyakini sebagai nabi pertama peletak dasar ajaran agama Khonghucu sekaligus Nenek Moyang Masyarakat Tionghoa di Tiongkok 伏羲是華人的祖仙 [Lihat Gambar: Hari Besar Fu Xi].
Sembahyang Hari Besar Fu Xi 伏羲 dipimpin langsung oleh Rohaniawan (Taoshe) dari Lim Tek Chong dari Tiongkok (China) 中國道士林澤宗.

Ajaran Fu Xi 伏羲 sudah ada sejak 6.000 tahun sebelum Masehi. Saat itu, kondisi masyarakat di daratan Tiongkok saling memperebutkan kepentingan masing-masing dan menjatuhkan satu sama lain.

"Ajaran yang dibawa Fu Xi 伏羲 menjadi cikal bakal tumbuhnya keyakinan Rujiao, yang berlanjut pada ajaran Konfusius, dan kini menjadi agama Khonghucu," ujar Darmadi Tekun 鄭建平主席. Tambah Darmadi Tekun 鄭建平主席, tak kalah penting bahwa, Fu Xi 伏羲 mengajari  masyarakat Tiongkok cara bercocok tanam, cara memasak, cara membuat jala ikan, dan Fu Xi 伏羲 pencipta Pat Kwa (Delapan Trigram) 八卦 dls.

Dalam peringatan hari Fu Xi 伏羲 ini dihadiri Ketua Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (Matakin) Jambi, Darman Wijaya 黃春回主席, Ketua MAKIN Gi Hong Tong, Alex 葉進全主席Sujanto  anggota Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Jambi dan Kota, serta ribuan umat setempat. (ROMY)
* www.ayojambi.com/

06 March 2015

Puluhan Ribu Warga Sambut Perayaan Cap Go Meh Di Jambi

JAMBI, ayojambi.com - Ribuan warga kota Jambi memadati kawasan koni untuk mengikuti prosesi perayaan Malam Cap Go Meh [Lihat Gambar: Cap Go Meh] yang digelar oleh umat Khonghucu di Jambi, perayaan malam Cap Go Meh selain dihadiri warga kota Jambi dan sekitarnya, juga dihadiri oleh warga Sumatera Selatan (Palembang), Batam dan Pakanbaru (Riau).
Menariknya perayaan yang selalu dipadati warga itu, juga memadukan pelepasan 200 buah lampion terbang di MAKIN Kelenteng Sai Che Tien dan MAKIN Kelenteng Leng Chun Keng. Cap Go Meh sendiri merupakan prosesi keagamaan Khonghucu sebagai bagian dari akhir perayaan Imlek 2566 Kongzili.

Banyak kalangan yang hanya tahu Malam Perayaan Cap Go Meh, namun tidak tahu apa yang tergandung dalam perayaan Cap Go Meh, istilah Cap Go Meh nampaknya lebih akrab dan melekat sebagai sebutan di kalangan masyarakat Tionghoa di Indonesia. Padahal dari sononya lebih dikenal dengan nama Goan Siao Cui atau Goan Meh artinya bulan purnama pertama pada tanggal 15 Imlek, Cap Go artinya 15 dan Me malam.

Hari raya Cap Go Meh merupakan rangkaian upacara terakhir dari tahun baru Imlek, pada hari itu keluarga yang merayakan kembali menggelar sesaji di altar abu leluhur, bisa juga di meja biasa bagi yang tidak lagi memelihara abu leluhur. Sesaji untuk acara cap go meh lebih sederhana bila dibandingkan saat tahun baru Imlek, Ceng Beng. (Romy)
* www.ayojambi.com/

Puluhan Ribu Warga Sambut Festival Cap Go Meh Di Jambi


JAMBI, ayojambi.com - Puluhan ribu warga kota Jambi dari berbagai elemen berbaur memadati kawasan koni untuk mengikuti festival perayaan Malam Cap Go Meh [Lihat Gambar: Cap Go Meh] yang digelar oleh umat Khonghucu di Jambi, perayaan malam Cap Go Meh selain dihadiri warga kota Jambi dan sekitarnya, juga dihadiri warga dari Sumatera Selatan (Palembang), Batam dan Pakanbaru (Riau).
"Sekitar puluhan barisan pembawa bendera kebesaran para roh suci, Lampion, kursi tandu singasana para dewa, Barongsai, Liong.” (5/3).

Bahkan puluhan ribu warga memadati perkampungan Tionghoa (China Town) untuk menyaksikan malam Cap Go Meh, acara tersebut diikuti 12 Tandu (kio) dan 10 kitong turun ke jalan meramaikan prosesi tersebut.

Menariknya perayaan yang selalu dipadati warga itu, selain pesta kembang api, juga  pelepasan 200 buah lampion terbang di MAKIN Kelenteng Sai Che Tien  印尼占碑省獅仔殿廟宇 dan MAKIN Kelenteng Leng Chun Keng 印尼占碑省龍春宮廟宇. Cap Go Meh sendiri merupakan prosesi keagamaan Khonghucu sebagai bagian dari akhir perayaan Tahun Baru Imlek 2566 Kongzili. (Romy)
* www.ayojambi.com/

28 February 2015

Lim Tek Chong Taoshe Kembali Gelar Ritual Po Un Di Jambi

碑明山廟廟落成及神明進宮典禮
JAMBI, ayojambi.com – Pembina Khonghucu Jambi, Lim Tek Chong taoshe dari Tiongkok harus bolak balik Jambi Palembang untuk melayani umat Khonghucu yang akan mengikuti ritual Po Un. Karena banyaknya permintaan untuk mengikuti prosesi Po Un, maka Lim Tek Chong harus kembali ke Jambi setelah sempat 2 hari melayani umat Khonghucu di kota pempek (sumsel) [Lihat Gambar: Prosesi Po Un].

Tugas seorang rohaniawan tidak seenak yang kita bayangi, karena seorang rohaniwan mempunyai tanggung jawab untuk melayani umat setiap saat dibutuhkan, seperti Lim Tek Chong taushe selama sebulan penuh memberikan pelayanan kepada umat Khonghucu di Jambi dan Palembang (Sumsel). Lim Tek Chong ke Indonesia bertepatan 3 hari setelah Imlek 2566, 22 Februari 2015. Bahkan saking membludaknya peserta Po Un, untuk makan saja tidak ada waktu buat Lim Tek Chong taushe.

Prosesi Po Un yang benar hanya diselenggarakan Majelis Agama Khonghucu Indonesia (MAKIN KELENTENG) Sai Che Tien, sejak Senin pagi (23/2-2015), tujuan Po Un untuk meminta keselamatan.

Hasil pantauan di lapangan, setiap umat Khonghucu yang ikut prosesi “Po Un” wajib membawa pakaian, sedangan sesajian lain telah dipersiapkan oleh pihak kelenteng, seperti Mie Swa, Ketan Merah (Wajik), Telor Merah, Kim Cua (kertas sembahyang), bentuk gambar terbuat dari kertas diantaranya kepala keluarga, istri dan anak laki-laki maupun anak perempuan. Setiap peserta Po Un mengikuti Tao She mengeliling duplikat jembatan sebanyak 12 kali dengan membawa sesajian, sedangkan sesajian seperti Mie Sua, Ketan Merah (Wajik), Telor Merah sebagai simbol panjang umur. baju yang distempel ini nantinya akan dipakai selama 3 hari berturut.

Menurut Rohaniwan Majelis Agama Khonghucu Indonesia (MAKIN) Kelenteng “Sai Che Tien”, The Lien Teng, berlokasi di Rt. 02 Kelurahan Talangjauh, Kecamatan Jelutung, Kota Jambi, bahwa “Ritual ini bertujuan untuk meminta keselamatan dengan membawa pakaian yang akan digunakan oleh umat Khonghucu tersebut”.

Tambah The Lien Teng, “Po Un adalah salah satu tradisi yang telah mendarah daging dikalangan umat Khonghucu di China. Maka, bagi warga yang beragama Khonghucu selalu menggelar ritual tersebut di kelenteng-kelenteng setiap tahun”. katanya.

Selanjutnya bahwa dari beberapa ritual yang telah dilakukan di kelenteng, ada perbedaan pelaksanaan dari masing-masing kelenteng, namun tujuannya sama yakni memohon keselamatan. “Ada beberapa shio yang bertentangan dengan shio Kambing vs Kerbau yang jatuh tepat pada 2015 ini. Maka, orang yang memiliki shio yang bertentangan tersebut harus ikut dalam ritual Po Un ini,” katanya.

Menurut salah satu peserta dari kawasan Kasang yang kali pertama mengikuti prosesi Po Un menyatakan, prosesi di kelenteng ini jauh berbeda dengan kelenteng-kelenteng lainnya, di kelenteng lain baju kita hanya dikipas-kipas saja, tanpa adanya ritual keliling altar, “Kita baru tahun ini ikut ritual, tahun-tahun sebelumnya dilakukan Po Un di kelenteng lain, yang mana pakaian kita hanya dikipas-kipas saja”, ujar warga tersebut yang enggan di sebut jati dirinya.

Boleh dibilang peserta Po Un merasa capek, karena mesti keliling altar Dewa Fu Xi sebanyak 12 kali, namun peserta juga merasa puas lantaran bisa langsung ikut dalam prosesi Po Un yang memakan waktu lebih dari 1 jam. (Romy)
* www.ayojambi.com/