Showing posts with label Po Un. Show all posts
Showing posts with label Po Un. Show all posts

02 February 2017

Po Un “补运” Di Kelenteng Sai Che Tien Jambi

JAMBI - Lim Tek Chong taoshe dari Tiongkok kembali memberikan pelayan Po Un “补运” kepada umat Khonghucu Jambi di Jalan Koni, Rt 2, Kelurahan Talangjauh, Kecamatan Jelutung, Kota Jambi. Setiap awal Tahun Baru Imlek, umat Khonghucu Jambi mengikuti ritual Po Un 补运 di Kelenteng Majelis Agama Khonghucu Indonesia (MAKIN) Sai Che Tien 占碑狮仔殿孔教庙 (1/2-2017), tujuan Po Un 补运 adalah untuk memohon Berkah dan Keselamatan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Ujar The Lien Teng, “Po Un adalah salah satu tradisi yang telah mendarah daging dikalangan umat Khonghucu di Tiongkok. Maka, bagi warga yang beragama Khonghucu setiap tahun selalu menggelar ritual tersebut di kelenteng-kelenteng”. katanya. Tujuan Po Un, untuk memohon kepada Tuhan dan para suci sen ren (dewa-dewi) agar terhindar dari jiong (konflik) dengan Tai Sui pada tahun-tahun tertentu
Dari pantauan di lapangan, prosesi Pu Un yang dilakukan di Kelenteng Sai Che Tien Jambi berbeda dangan Po Un di tempat-tempat lain, jika di Kelenteng Sai Che Tien, setiap peserta atau perwakilan dari keluarga Po Un wajib mengikuti taoshe keliling altar sebanyak 12 putaran, sedangkan di tempat lain, peserta cukup bawa baju, lalu di stempel selesai.

Menurut salah satu peserta dari kawasan Payo Selincah yang telah mengikuti Po Un sebanyak empat kali menyatakan, prosesi di kelenteng ini jauh berbeda dengan kelenteng-kelenteng lainnya, di kelenteng lain baju kita hanya dikipas-kipas saja, tanpa adanya ritual keliling altar, “Di kelenteng lain Po Un, pakaian kita hanya dikipas-kipas saja”, ujar warga tersebut.

Boleh dibilang peserta Po Un merasa capek, karena peserta mesti keliling altar roh suci Nabi Fu Xi sebanyak 12 kali, namun peserta juga merasa puas lantaran bisa langsung ikut dalam prosesi Po Un yang memakan waktu lebih dari 2 jam. (Romy)

Sesajian untuk ritual Po Un, biasanya yang harus disiapkan adalah :
1. Dupa / hio dan lilin merah (disediakan pihak panitia).
2. Satu mangkok wajek (disediakan pihak panitia).
3. Telor ayam dikasih warna merah (disediakan pihak panitia).
4. Sejumlah kertas hu (disediakan pihak panitia).
5. Satu bungkus bunga Mie Swa (disediakan pihak panitia).
6. Baju tiap-tiap anggota keluarga yang mau di Po Un (dibawa oleh warga yang mau Po Un).
7. Gambar bentuk orang dewasa (kepala keluarga) wanita (ibu) dan anak laki-laki maupun perempuan.
8. Kertas warna pink bertulisan nama-nama yang mau Po Un, mulai dari kepala keluarga, istri, anak laki-laki/ perempuan serta keluarga yang ikut dalam rumah seperti kakek/Nenek/Kakak dan lain sebagainya berikut tanggal kelahiran (shio). Seusai mengelilingi altar lalu taushe (saikong) membaca satu persatu nama Po Un, tidak boleh serentak seperti penyelenggara lainnya.

Tahapannya berikutnya adalah :
1, Semua persembahan dimasukan ke dalam keranjang plastik dan disusun diatas meja merah.
2. Lalu taushe (saikong) membaca mantera (mengudang para shen ming (dewa-dewi), untuk awal Po Un, upacara ini bisa memakan waktu lebih kurang dua jam, selanjutanya hanya memakan waktu 1 jam.
3. Setiap peserta Po Un berkewajiban untuk mengikuti tahapan demi tahapan dengan mengitari altar utama, yakni Hoo Hie Tee Shien (Nabi Fu Xi) dan melintasi jembatan yang terbuat dari kayu sambil menyebut Kuwei (bahasa Hokkien) liwatlah. Seusai prosesi panitia menstempel lambang para suci pada bagian pundak baju/ pakaian, baju yang distempel ini dipakai oleh para peserta Po Un selama 3 hari berturut.
4. Setelah itu, maka tinggal membakar semua kertas sembahyang yang udah di berkati.
5. Terakhir peserta membawa pulang semuanya, baju untuk dipakai, Mie Swa dimasak dan dimakan bersama telor merah (melambangkan panjang umur).
6. Kertas Hu untuk dipakai oleh peserta. (Romy)

12 February 2016

Po Un (Kias) Untuk Memohon Berkah dan Keselamatan Keluarga

JAMBI, ayojambi.com – Majelis Agama Khonghucu Indonesia (MAKIN) Sai Che Tien, Jumat (12/2-2016 pagi, melakukan ritual Po Un (kias) 保運 untuk memohon Berkah dan Keselamatan, prosesi Po Un dilakukan selama 3 hari dipimpin oleh Lim Tek Chong Taoshe “中國道士林澤宗”dari Tiongkok di Jalan Koni, Rt 2, Kelurahan Talangjauh, Kecamatan Jelutung, Kota Jambi [Lihat Foto: Prosesi Po Un di Pinpim oleh Lim Tek Chong Taushe dari Tiongkok].
Perayaan imlek bagi umat Khonghucu di Kota Jambi tidak hanya bermakna kebahagiaan. Tetapi yang terpenting adalah, bagaimana umat Khonghucu meningkatkan ketaatan kepada sang pencipta.

Melalui salah satunya ritual Po Un, ritual keagamaan yang rutin dilaksanakan setiap tahun di MAKIN Sai Che Tien Jambi “印尼占碑省獅仔殿廟宇”. Dimulai empat hari pasca Imlek hingga menjelang Cap Go Meh mendatang.

Po Un bagi umat Khonghucu merupakan sebuah upacara metolak balak. Bagi Umat Khonghucu, selain sebagai bentuk ke taatan kepada sang pencipta. Ritual ini juga diyakini mampu menghindarkan seseorang dari balak di tahun Monyet (ciong).

Seperti terlihat pada Jumat (12/2) pagi di Kelenteng Sei Che Tien. Sejak pukul 09.00 WIB, puluhan umat terlihat khusuk mengikuti proses Po Un yang dipimpin oleh Lim Tek Chong Taoshe dari Tiongkok dengan doa-doa yang dipanjatkan di depan altar para suci Hok Hie Tee Shien (Nabi Fu Xi 伏羲).

Hasil pantauan di lapangan, setiap umat Khonghucu yang ikut prosesi “Po Un” wajib membawa pakaian sehari-hari, sedangan sesajian lain telah dipersiapkan oleh pihak kelenteng (panitia po un), seperti Mie Sua, Ketan Merah (Wajik), Telor Merah, Kim Cua (kertas sembahyang), bentuk gambar terbuat dari kertas diantaranya kepala keluarga, istri dan anak laki-laki maupun perempuan. Setiap peserta Po Un mengikuti Taoshe mengeliling dupikat jembatan sebanyak 12 kali dengan membawa sesajian, sedangkan sesajian seperti Mie Sua, Ketan Merah (Wajik), Telor Merah sebagai simbol panjang umur. baju yang distempel ini nantinya akan dipakai selama 3 hari berturut.

Menurut Rohaniwan Majelis Agama Khonghucu Indonesia (MAKIN) klenteng “Sai Che Tien”, The Lien Teng 鄭連丁, bahwa “Ritual ini bertujuan untuk meminta keselamatan dengan membawa pakaian yang akan digunakan oleh umat Khonghucu tersebut”.

Tambah The Lien Teng, “Po Un adalah salah satu tradisi yang telah mendarah daging dikalangan umat Khonghucu di China. Maka, bagi warga yang beragama Khonghucu selalu menggelar ritual tersebut di kelenteng-kelenteng setiap tahun”. katanya.

Bahwa ritual tersebut sudah dilakukan sejak ribuan tahun silam (sebelum masehi) oleh umat Khonghucu di China, “Hanya dilakukan oleh agama Khonghucu”. Sehingga untuk mempertahankan ritual tersebut, sampai saat ini warga Tionghoa tetap menggelar acara tersebut. Mereka percaya bahwa setiap orang yang lahir memiliki chiong/ kias dari masing-masing shio. Maka chiong inilah yang harus dicocokkan dengan shio setiap orang dan shio setiap tahunnya, tahun ini adalah shio Monyet Api yang chiong dengan shio berat dengan Harimau Putih, dan Anjing, Babi, Naga, Kerinci dan Tikus.
 
Dalam tradisi Tionghoa kuno dikenal sebuah upacara Po Un. Banyak kalangan salah tafsir dikira sama dengan Ci Suak. Padahal dua hal yang berbeda sama sekali. Po = menambah, Un = Un Gie = energi (menambah energi). Karena itu mestinya dilakukan hanya pada orang yang habis kena jiong (sengkala). (Romy)
* www.ayojambi.com/

15 March 2015

Lim Tek Chong Taoshe Pimpin Po Un Untuk Memohon Berkah

 Po Un selain diikuti umat biasa, juga diikuti wakil ketua MATAKIN 
Prov Jambi Alex Sujanto beserta istri dan wakil ketua
 Perkumpulan ANKE Edyson beserta istri
Wakil ketua MATAKIN Prov Jambi Alex Sujanto
 Wakil ketu Perkumpulan ANKE Edyson
 
JAMBI, ayojambi.com - Puluhan umat Khonghucu mengikuti ritual Po Un terakhir di Majelis Agama Khonghucu Indonesia (MAKIN) Kelenteng Sai Che Tien Jambi (15/3), Untuk memenuhi permintaan umat di Jambi, Lim Tek Chong Taoshe sengaja datang dari Sumatera Selatan (Palembang), prosesi Po Un ini adalah terakhir dilakukan di Jambi, maka sebanyak 23 kepala keluarga mengikuti ritual sejak pukul 09.30 WIB di Jalan Koni, Rt 2, Kelurahan Talangjauh, Kecamatan Jelutung, Kota Jambi [Lihat Gambar; Po Un di Kelenteng Sai Che Tien Jambi].
Antara puluhan peserta Po Un, terdapat wakil ketua Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (MATAKIN Alex Sujanto beserta istri dan wakil ketua Perkumpulan Aneka Kesejahteraan (ANKE) Edyson beserta istri mengikuti tahapan Po Un dengan mengelilingi altar Nabi Khonghucu (Fu Xi) sebanyak 12 putaran. 

Menurut Alex Sujanto, tahun ini agak terlambat mengikuti Po Un, “Biasanya sudah mengikuti Po Un awal Imlek”, karena awal imlek sedang berada diluar daerah bersama keluarga.

Po Un selain diikuti umat dari Jambi, juga ada peserta yang sengaja datang dari luar daerah, seperti datang dari Pakanbari (Riau) dan Selat Panjang (kepri), mereka setiap tahun selalu mengikuti ritual tersebut di Jambi serta mereka memandang Po Un yang dipimpin Lim Tek Chong Taoshe dari China berbeda dengan Po Un yang diselenggara oleh pihak lain. Tradisi Po Un tersebut sudah ada sejak jaman nenek moyang masyarakat Tionghoa yang beragama Khonghucu, meskipun ada perbedaan dalam tatacara pelaksana di masing-masing kelenteng, namun tujuanya sama yakni untuk meminta keselamatan. (Romy) 
* www.ayojambi.com/

28 February 2015

Lim Tek Chong Taoshe Kembali Gelar Ritual Po Un Di Jambi

碑明山廟廟落成及神明進宮典禮
JAMBI, ayojambi.com – Pembina Khonghucu Jambi, Lim Tek Chong taoshe dari Tiongkok harus bolak balik Jambi Palembang untuk melayani umat Khonghucu yang akan mengikuti ritual Po Un. Karena banyaknya permintaan untuk mengikuti prosesi Po Un, maka Lim Tek Chong harus kembali ke Jambi setelah sempat 2 hari melayani umat Khonghucu di kota pempek (sumsel) [Lihat Gambar: Prosesi Po Un].

Tugas seorang rohaniawan tidak seenak yang kita bayangi, karena seorang rohaniwan mempunyai tanggung jawab untuk melayani umat setiap saat dibutuhkan, seperti Lim Tek Chong taushe selama sebulan penuh memberikan pelayanan kepada umat Khonghucu di Jambi dan Palembang (Sumsel). Lim Tek Chong ke Indonesia bertepatan 3 hari setelah Imlek 2566, 22 Februari 2015. Bahkan saking membludaknya peserta Po Un, untuk makan saja tidak ada waktu buat Lim Tek Chong taushe.

Prosesi Po Un yang benar hanya diselenggarakan Majelis Agama Khonghucu Indonesia (MAKIN KELENTENG) Sai Che Tien, sejak Senin pagi (23/2-2015), tujuan Po Un untuk meminta keselamatan.

Hasil pantauan di lapangan, setiap umat Khonghucu yang ikut prosesi “Po Un” wajib membawa pakaian, sedangan sesajian lain telah dipersiapkan oleh pihak kelenteng, seperti Mie Swa, Ketan Merah (Wajik), Telor Merah, Kim Cua (kertas sembahyang), bentuk gambar terbuat dari kertas diantaranya kepala keluarga, istri dan anak laki-laki maupun anak perempuan. Setiap peserta Po Un mengikuti Tao She mengeliling duplikat jembatan sebanyak 12 kali dengan membawa sesajian, sedangkan sesajian seperti Mie Sua, Ketan Merah (Wajik), Telor Merah sebagai simbol panjang umur. baju yang distempel ini nantinya akan dipakai selama 3 hari berturut.

Menurut Rohaniwan Majelis Agama Khonghucu Indonesia (MAKIN) Kelenteng “Sai Che Tien”, The Lien Teng, berlokasi di Rt. 02 Kelurahan Talangjauh, Kecamatan Jelutung, Kota Jambi, bahwa “Ritual ini bertujuan untuk meminta keselamatan dengan membawa pakaian yang akan digunakan oleh umat Khonghucu tersebut”.

Tambah The Lien Teng, “Po Un adalah salah satu tradisi yang telah mendarah daging dikalangan umat Khonghucu di China. Maka, bagi warga yang beragama Khonghucu selalu menggelar ritual tersebut di kelenteng-kelenteng setiap tahun”. katanya.

Selanjutnya bahwa dari beberapa ritual yang telah dilakukan di kelenteng, ada perbedaan pelaksanaan dari masing-masing kelenteng, namun tujuannya sama yakni memohon keselamatan. “Ada beberapa shio yang bertentangan dengan shio Kambing vs Kerbau yang jatuh tepat pada 2015 ini. Maka, orang yang memiliki shio yang bertentangan tersebut harus ikut dalam ritual Po Un ini,” katanya.

Menurut salah satu peserta dari kawasan Kasang yang kali pertama mengikuti prosesi Po Un menyatakan, prosesi di kelenteng ini jauh berbeda dengan kelenteng-kelenteng lainnya, di kelenteng lain baju kita hanya dikipas-kipas saja, tanpa adanya ritual keliling altar, “Kita baru tahun ini ikut ritual, tahun-tahun sebelumnya dilakukan Po Un di kelenteng lain, yang mana pakaian kita hanya dikipas-kipas saja”, ujar warga tersebut yang enggan di sebut jati dirinya.

Boleh dibilang peserta Po Un merasa capek, karena mesti keliling altar Dewa Fu Xi sebanyak 12 kali, namun peserta juga merasa puas lantaran bisa langsung ikut dalam prosesi Po Un yang memakan waktu lebih dari 1 jam. (Romy)
* www.ayojambi.com/

27 February 2015

占碑庙宇狮子殿春节期间举行大众保运法会



  林宗泽道士主持法会
 女众信徒在抱着拜祭品绕神坛
男众信徒在祭拜后绕独木桥
【本报占碑讯】农历正月初六(24/2)至初八(26/2)日,占碑哥尼区狮子殿庙举行大众保运法会,邀请来了中国道士林宗泽主持法会。逾500多人参与盛会。法会肃穆庄严,每位要求保运信众要求绕神坛及走独木桥以表尊重12生肖,确保接受保运者,祈保在羊年里,身心安康,吉祥如意,生意兴隆,心想事成 Hk/ Romy

http://www.guojiribao.com/shtml/gjrb/20150227/197209.shtml
* www.ayojambi.com/

25 February 2015

Melirik Prosesi Po Un Pasca Imlek Di MAKIN Sai Che Tien Jambi (Tahap Ke 4)

 
 
JAMBI, ayojambi.com  - Setiap awal Tahun Baru Imlek, umat Khonghucu Jambi mengikuti ritual Po Un 补运 di Kelenteng Majelis Agama Khonghucu Indonesia (MAKIN) Sai Che Tien 占碑狮仔殿孔教庙, Po Un 补运 untuk memohon Berkah dan Keselamatan dipimpin oleh Lim Tek Chong Taoshe dari China, prosesi Po Un dilakukan selama 3 hari di Jalan Koni, Rt 2, Kelurahan Talangjauh, Kecamatan Jelutung, Kota Jambi [Lihat Gambar Po Un Tahap Ke 4].
Perayaan imlek bagi umat Khonghucu di Kota Jambi tidak hanya bermakna kebahagiaan. Tetapi yang terpenting adalah, bagaimana umat Khonghucu meningkatkan ketaatan kepada sang pencipta.

Melalui salah satunya ritual Po Un, ritual keagamaan yang rutin dilaksanakan setiap tahun di MAKIN Sai Che Tien Jambi. Dimulai empat hari pasca Imlek hingga menjelang Cap Go Meh mendatang.

Po Un bagi umat Khonghucu merupakan sebuah upacara metolak balak. Bagi Umat Khonghucu, selain sebagai bentuk ke taatan kepada sang pencipta. Ritual ini juga diyakini mampu menghindarkan seseorang dari balak di tahun kambing (ciong).

Seperti terlihat pada Selasa (24/2) malam di Kelenteng MAKIN Sei Che Tien. Sejak pukul 18.00 WIB, puluhan umat terlihat khusuk mengikuti proses Po Un yang dipimpin oleh Lim Tek Chong Taoshe dari Tingkok dengan doa-doa yang dipanjatkan di depan altar para suci Hok Hie Tee Shien (Nabi Khonghucu Fu Xi).

Ritual Po Un dilakukan 3 kali sehari, pagi, sore dan malam hari. Malam hari lebih ramai dari pagi maupun sore, lantaran malam hari banyak peserta telah pulang dari kerja.

Seperti terlihat Selasa malam, Lim Tek Chong Taoshe sambil membacakan doa, di ruangan kelenteng, lalu mengeliling altar Fu Xi, dibelakangya di ikuti 36 peserta Po Un (kepala Keluarga/ KK). Mereka berjalan berbaris, dengan langkah hati-hati sambil membawa nampan plastik warna merah yang berisi berisi pakaian, telur berwarna merah, Mie Swa, Wajik ketan dan sesajen lainnya.

Peserta mengikuti Lim Tek Chong berjalan melintasi jembatan kecil sebanyak 12 kali. Sesuai dengan 12 shio dengan 60 unsur. Jadi shio apapun di tahun ini kita berdoa agar terhindar dari balak.

Po Un yang dilakukan MAKIN Sai Che Tien berbeda dengan tempat lain, di Sai Che Tien peserta hanya dikenakan biaya perkepala keluarga (KK), 1 kepala keluarga boleh yang 4 orang (suami, istri dan 2 anak), bahkan ada keluarga peserta lebih dari 7 orang, biaya tetap 1, biaya tersebut sudah mencakup perlengkapan Po Un, sedangkan tempat lain peserta Po Un tidak usah hadir, cukup bawa pakaian, lalu membayar biaya Po Un, yang dikutip perorangan. Bukan perkepala keluarga, 3 hari kemudian jemput pakaiannya (pakaian hanya di cap/stempel saja). Bisa jadi penyelenggara tersebut mencari kekayaan atas penderitaan umat!. (Romy)
* www.ayojambi.com/

23 February 2015

Tradisi Po Un Sudah Jadi Darah Daging Dikalangan Umat Khonghucu

JAMBI, ayojambi.com – Tradisi Po Un (bahasa Hokkian) sudah menjadi darah daging dikalangan umat beragama Khonghucu sejak ribuan tahun silam (sebelum masehi) sejak jaman nenek moyang di China. PO UN yang dimaksud adalah PO artinya melindungi dan UN artinya nasib (melindungi nasib). Setiap orang tentunya mengharapkan agar dapat hidup dengan rasa aman, mempunyai keluarga yang sejahtera, usaha lancar dan murah rejeki serta terhindar dari segala malapetaka [Lihat Gambar: Prosesi Po Un].
Itulah sebabnya sampai saat ini warga Tionghoa tetap menggelar acara ritual Po Un tersebut setiap tahunnya yang sudah menjadi salah satu tradisi bagi kalangan umat Khonghucu. Biasanya Ritual ini dilakukan setelah para suci Shen Ming (Dewa-Dewi) turun dari langit, Cia Gwek Tjiu Shi (tanggal 4 bulan 1 penanggalan imlek kongzeli).

Hampir disetiap kelenteng menggelar prosesi Ritual Po Un. Meskipun ada perbedaan dalam tatacara pelaksanaan di masing-masing kelenteng, namun tujuannya sama yakni untuk meminta keselamatan. Sebenarnya prosesi Po Un mesti dilakukan orang yang tepat yakni Taoshe (Saikong) dari Tiongkok (China).

Menurut kepercayaan budaya Tionghoa (Khonghucu), bahwa setiap orang yang lahir memiliki chiong / kias dari masing-masing shio. Maka chiong inilah yang harus dicocokkan dengan shio setiap orang dan shio setiap tahunnya, seperti tahun 2015 ini adalah Tahun Shio Kambing Kayu yang chiong dengan Shio Kerbao.

Jadi Ritual Po Un ini sebenarnya dilakukan untuk menjaga keselarasan manusia dengan alam semesta, sebab adakalanya manusia yang merupakan bagian dari alam semesta ini berada dalam posisi yang tidak harmonis dengan pergerakan alam semesta yang besar ini. Hal ini bisa dilihat bahwa pada saat melakukan Po Un ada formasi yang dihitung berdasarkan perbintangan atau shio yang ciong dimana setiap tahunnya berubah-rubah.

Jadi tujuan Ritual Po Un biasanya adalah ritual untuk memperbaiki nasib dan memohon keselamatan dan berkah untuk satu tahun mendatang dari para suci Shen atau Dewa di kelenteng tersebut dengan membawa pakaian yang akan digunakan oleh umat yang ikut dalam ritual po un”.

Sesajian untuk ritual Po Un, biasanya yang harus disiapkan adalah ;

1. Dupa / hio dan lilin merah (disediakan pihak panitia).
2. Satu mangkok wajek (disediakan pihak panitia).
3. Telor ayam dikasih warna merah (disediakan pihak panitia).
4. Sejumlah kertas hu (disediakan pihak panitia).
5. Satu bungkus bunga Mie Swa (disediakan pihak panitia).
6. Baju tiap-tiap anggota keluarga yang mau di Po Un (dibawa oleh warga yang mau Po Un).
7. Gambar bentuk orang dewasa (kepala keluarga) wanita (ibu) dan anak laki-laki maupun perempuan.
8. Kertas warna pink bertulisan nama-nama yang mau Po Un, mulai dari kepala keluarga, istri, anak laki-laki/ perempuan serta keluarga yang ikut dalam rumah seperti kakek/Nenek/Kakak dan lain sebagainya berikut tanggal kelahiran (shio). Seusai mengelilingi altar lalu taushe (saikong) membaca satu persatu nama Po Un, tidak boleh serentak seperti penyelenggara lainnya.

Tahapannya berikutnya adalah:

1, Semua persembahan dimasukan ke dalam keranjang plastik dan disusun diatas meja merah.
2. Lalu taushe (saikong) membaca mantera (mengudang para shen ming (dewa-dewi), untuk awal Po Un, upacara ini bisa memakan waktu lebih kurang dua jam, selanjutanya hanya memakan waktu 1 jam.
3. Setiap peserta Po Un berkewajiban untuk mengikuti tahapan demi tahapan dengan mengitari altar utama, yakni Hoo Hie Tee Shien (Nabi Fu Xi) dan melintasi jembatan yang terbuat dari kayu sambil menyebut Kuwei (bahasa Hokkien) liwatlah. Seusai prosesi panitia menstempel lambang para suci pada bagian pundak baju/ pakaian, baju yang distempel ini dipakai oleh para peserta Po Un selama 3 hari berturut.
4. Setelah itu, maka tinggal membakar semua kertas sembahyang yang udah di berkati.
5. Terakhir peserta membawa pulang semuanya, baju untuk dipakai, Mie Swa dimasak dan dimakan bersama telor merah (melambangkan panjang umur).
6. Kertas Hu untuk dipakai oleh peserta. (Romy)

Po Un (Kias) Untuk Memohon Berkah dan Keselamatan

JAMBI, ayojambi.com - Puluhan umat Khonghucu mengikuti ritual Po Un di Kelenteng Majelis Agama Khonghucu Indonesia (MAKIN) Sai Che Tien, akan menyelenggra upacara Po Un dipimpin oleh, Lim Tek Chong Taoshe dari China, prosesi Po Un akan dilakukan mulai dari 23 Februari 2015 (Cia Gwee Ciu Go) mulai pukul 09.00 WIB di Jalan Koni, Rt 2, Kelurahan Talangjauh, Kecamatan Jelutung, Kota Jambi. Po Un dipimpin oleh Lim Tek Chong taoshe dari Anxi China, Lim Tek Chong setiap tahun sengaja datang untuk melakukan Po Un terhadap umat Khonghucu di Jambi dan Palembang [Lihat Gambar: Po Un].
Disetiap kelenteng ada menggelar prosesi Po Un, termasuk vihara-vihara yang tidak ada kaitan dengan tradisi Tionghoa (vihara identik dengan Buddha “Sidharta Buddha Gautama” yang berasal dari negara India).

Pada hari pertama prosesi Po Un diikuti sebanyak 22 kepala keluarga, ada umat yang sengaja datang dari Selat Panjang (kepri) karena ritual tersebut berbeda dengan yang diselenggara oleh pihak lain, Po Un sudah menjadi “Darah daging dikalangan umat Khonghucu”. Tradisi tersebut sudah ada sejak jaman nenek moyang masyarakat Tionghoa, meskipun ada perbedaan dalam tatacara pelaksana di masing-masing kelenteng, namun tujuanya sama yakni untuk meminta keselamatan. (Romy) 
* www.ayojambi.com/